if99.net

IF99 ITB

Archive for the ‘Link Penting’ Category

Cara praktis menambah hafalan Qur’an di Era Modern

without comments

Artikel aselinya diperoleh dari link berikut ini.

By. G.M.Dianto

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
( Al-Qamar : 17)

Dalam menjalankan aktivitas kita, kadang kita sering lalai untuk menambah perbekalan hafalan quran kita. Ditengah kesibukan kita dalam mencari nafkah untuk keluarga, tak terasa waktu semakin cepat berlalu. Sehingga semakin bertambah tahun, hafalan quran kita tidak nambah-nambah. Memang sulit untuk membagi waktu, ketika kita dipagi hari harus berangkat kekantor. Dan ketika malam tiba baru sampai di rumah. Ketika dimalam hari, kondisi tubuh mungkin sudah sangat letih untuk menambah hafalan quran kita.

Tapi kalau kita punya kemauan keras untuk bisa menambah hafalan quran, ada beberapa cara praktis bagi orang yg super sibuk sekali pun. Dan Alhamdulillah, berikut adalah beberapa tips berdasarkan pengalaman penulis. Semoga bisa membantu.

Target Hafalan

Sebelum menghafal, kita harus tetapkan target hapalan kita. Misal kita ingin menghapal Quran Jus 29
Di Jus 29 ada 11 surat. Target kita Hapal misal adalah 3 bulan. Maka 8 Hari, hafal 1 Surat.

Tools Hafalan

1. Download MP3 Murottal Jus 29 para syeikh yang hafidz. Silahkan search di google.
Misal Syeikh Saud Al-Syuraim ( Penulis pribadi lebih suka yg ini, utk kelancaran hapalan). Kemudian pasang di Periperal kita misal, Tablet, Laptop, BB, I-phone, I-Pad, Handphone dll yg kita punya.

2. Al-quran pojok ( Standard). Untuk menghafal lebih baik gunakan 1 mushab yg standard.

Metoda Hapalan

Kita tentu ingat dengan kisah orang-orang hebat penghafal quran. Walapun dalam penjara, bahkan walaupun ada diantara mereka buta, tapi dapat menghafal quran dengan baik. Mereka menghafal bukan dengan cara melihat, tapi dengan cara mendengar. Dari apa yg mereka dengar dari para hafidz, mereka dapat menghafal walaupun buta. Jadi setelah mendengar beberapa kali dari para Hafidz, mereka coba menghafal dari apa yg mereka dengar dengan Talaqqi. Maka kalau kita mau memfokuskan indra pendengaran kita, InsyaAllah kita akan mudah dalam menghafal quran. Apalagi kita bisa gunakan indra penglihatan kita juga untuk menghafal. Selain tentunya kita sudah bisa membaca quran dengan baik beserta makhojul hurf nya. Tapi seandainya bacaan kita belum benar dan makrojul hurf kita masih banyak yg perlu di perbaiki. Kita bisa menghafal dengan Panduan MP3 murottal Syeikh Hudzaifi. Karena Murottalnya lebih lamban, sehingga kita bisa ikuti sesuai bacaannya.Kita bisa mulai dengan hafalan surat-surat pendek di jus 30.

Cara Menghafal

1. Simak murottal surat yg kita ingin hafal, yg sdh kita download di periperal kita. Bisa gunakan earphone.
Tapi yg kita dengar haruslah fokus. Misal yg kita ingin hafal adalah surat Al-Mulk. Maka yg kita setel hanya surat ini Kemudian setting di softwarenya dengan mode Repeat. Jadi yg kita dengar selama perjalanan hanya surat ini berulang-ulang. Gunakan waktu selama perjalanan baik di mobil, bus, kereta atau diatas motor, atau waktu istirahat di Kantor, saat makan siang dll.

Jadi misal untuk mendengarkan 1 surat al-Mulk adalah 4 menit, 34 detik. Maka selama 1 jam, kira-kira kita sudah menyimak sebanyak 13 kali. Setelah menyimak beberapa kali, coba kita ikuti murottalnya. Tapi usahakan kita betul-betul menyimak apa yg kita dengar. Karena kalau hanya mendengar dan tidak fokus
akan menghambat lengketnya hafalan kita. Untuk yg pakai WINAMP player, setting MP3, bisa dgn klik kanan pd tulisan WINAMP kemudian pilih yg Repeat & Shuffle. Dan file yg di upload hanya Surat al-mulk.


2. Dipagi hari, coba kita baca surat al-mulknya. Gunakan Mushab standard. Surat Al-mulk ada 30 ayat, jadi seandainya kita ingin menghafal selama 8 hari. Maka perhari kita hafalkan 4~5 ayat. Lebih bagus kalau artinya kita telaah. Untuk 5 Ayat sekitar 10~15 menit. Kalau kita sering mendengar murottalnya InsyaAllah akan cepat hafal.

3. Hari berikutnya coba kita dengar lagi Surat Al-mulknya selama perjalanan kita kekantor. Dan ini kita sesuaikan dengan hafalan yang tadi pagi sudah kita hafal biar cepat lengket. Ikuti Murottal, fokuskan 5 ayat yang tadi kita hafal.

4. Kalau selama 8 hari kita mendengar murottal Al-mulk 1 jam, maka kita mendengar sebanyak 13 x 8 = 104 kali. Kalau per hari 2 jam maka kita mendengar sebanyak 208 kali. Jadi kalau kita menyimak dengan baik Insya Allah cepat hafal. Ketika dipagi hari kita menghafal 5 ayat, akan terasa lebih mudah karena sudah akrab di telinga.

5. InsyaAllah kita bisa hafal kalau kita mau.

Demikian semoga bermanfaat untuk semua, khususnya untuk penulis.

Bekasi 1 june 2011

Written by ibu didin

June 5th, 2011 at 12:40 pm

Seri Manajemen Diri: Manajemen Waktu dan Peran Muslimah

without comments

Link penting untuk diarsip: http://rumahfahima.org/index.php?option=com_content&view=article&id=445%3Aseri-manajemen-diri-manajemen-waktu-dan-peran-muslimah&catid=69%3Aartikel-manajemen&Itemid=158

Seri Manajemen Diri: Manajemen Waktu dan Peran Muslimah
Written by PSDM
Saturday, 02 April 2011 09:38
 

Ada seorang wanita mulia, pengusaha sukses dizamannya. Kecemerlangan pikiran dan kemampuan intelektualnya membawa bisnisnya berkembang sampai ke Yaman dan Syiria. Dialah orang yang pertama beriman, Khadijah binti Khuwailid ra.

Wanita yang kedua adalah sosok wanita kuat, pendukung dakwah Islam, pengobat hati dan luka Rasulullah Muhammad SAW, kedermawanannya pada fakir miskin menjadi sejarah. Dialah Fathimah binti Rasulullah SAW. Dizamannya lazim seorang ibu dibantu oleh khadimah (pembantu). Namun ia menangani urusan rumah dan anak-anaknya tanpa khadimah, melainkan dibantu kekuatan hati dengan dzikir yang diajarkan ayah tercintanya.

Wanita ketiga adalah wanita cerdas luar biasa. Dia laksana lautan dalam ilmu dan taqwa. Dialah rujukan para shahabat yang bertanya tentang ilmu, setelah wafatnya Rasulullah. Dialah Aisyah ra, guru dari generasi terbaik sepanjang masa, yang muridnya tersebar ke seluruh penjuru dunia.

Wanita keempat adalah seorang delegasi Islam ke luar negeri, bersama suaminya ia turut menjelajah dunia. Kemampuannya berdiplomasi bahkan pada pemimpin negara. Dialah Ummu Salamah yang pada akhirnya juga menjadi istri Rasulullah SAW.

 

Sahabat Fahima, peran muslimah tak pernah terkungkung zaman. Dari dulu sampai sekarang muslimah adalah sosok dengan banyak peran. Kita bisa lihat contoh shahabiyah yang pengusaha handal, aktivis sosial kemanusiaan pengentas kemiskinan, guru terbaik, diplomat, dokter, mereka juga turut berperang bersama Rasulullah dan kaum muslimin.

Sungguh, muslimah adalah sosok dengan banyak peran. Peran sebagai individu, anak, istri, ibu, pelajar, pekerja, aktivis, pengusaha, dan aktivitas sosial lain ditengah masyarakat. Para shahabiyah mengajarkan kepada kita untuk berkiprah mengoptimalkan kapasitas diri juga menjaga kelancaran urusan rumah tangga, dan tentu saja mendidik anak-anak menjadi generasi gemilang kebanggaan umat. Masya Allah betapa mulianya.

Jangan berpikir sulit, mari kita coba merencanakannya dengan manajemen waktu dan peran. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan peran yang kita miliki. Yang penting adalah “Do The Best”, selalu berusaha melakukan yang terbaik.

Berikut ini beberapa hal yang mungkin dapat bermanfaat dalam manajemen waktu dan peran muslimah :

  1. Memiliki perencanaan hidup dan target waktu
  2. Memiliki perencanaan waktu rutin
  3. Memiliki prioritas dalam beraktifitas
  4. Memiliki kebiasaan baik : tidak menunda pekerjaan, tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting
  5. Memiliki waktu khusus untuk menimba ilmu dan mendidik diri
  6. Memiliki waktu khusus yang menjadi `sumber energi`
  7. Memanfaatkan teknologi
  8. Bekerjasama dengan orang lain
  9. Menikmati peran dan bersyukur
  10. Memohon keberkahan waktu


1. Memiliki perencanaan hidup berarti menyusun konsep diri (lihat artikel membangun konsep diri), termasuk menyusun daftar peran dan target yang ingin dicapai baik dalam jangka panjang maupun pendek. Membuat perencanaan ini bukanlah hal yang membuang waktu, melainkan sebuah investasi yang membuat waktu kita ef isien dan efektif dalam menjalani hidup. (efisien = hemat , efektif = mencapai tujuan)
Misal: Peran sebagai individu
Target 5 tahun : menyelesaikan kuliah, menikah, memiliki pengalaman di organisasi
Target tahun 1 :
Ø menyelesaikan mata kuliah tahun 1 dengan IP diatas 3,5
Ø bergabung dengan organisasi masyarakat
Ø membaca 2 buku tentang persiapan pernikahan dan pendidikan anak

dst..

2. Memiliki perencanaan waktu rutin membuat hidup kita lebih teratur. Susunlah agenda harian, pekanan, bulanan, dst. Juga target yang ingin dicapai. Hal ini juga sangat membantu mengingatkan tugas-tugas yang harus dikerjakan bersama deadline nya. Bahkan dalam pekerjaan rumah tangga hal ini sangat bermanfaat. Para ibu bisa menuliskan daftar pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan serta deadline-nya kemudian menempelkannya di tempat yang terlihat, misalnya kapan harus mencuci piring, berbelanja, menyuapi bayi kecil, mengajak anak-anak berjalan-jalan, mengajarkan Al Quran pada anak, dll. Percayalah, anak-anak pun lebih menyukai keteraturan dan rutinitas dalam kegiatan mereka. Silakan sesuaikan dengan kebutuhan rutinitas masing-masing.

3. Memiliki prioritas dalam beraktifitas. Salah satu hal yang membantu dalam penentuan prioritas adalah `status hukum` aktifitas tersebut. Status hukum disini maksudnya wajib, sunah, mubah, dst. Yang wajib tentu saja harus diprioritaskan. Misalnya kita harus berusaha menyediakan waktu untuk bisa sholat tepat waktu ditengah-tengah kesibukan saat bekerja atau kuliah atau memasak, dll. Hal lainnya yang juga menjadi pertimbangan dalam menentukan prioritas adalah urutan ketaatan. Urutan ketaatan yang dimaksud adalah : 1. Taat kepada Allah dan Rasul , 2.Taat kepada suami (sudah menikah) 3. Taat kepada Orang tua

4. Memiliki kebiasaan yang baik :

  • Memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah, yaitu 5 hal : sehat sebelum sakit, lapang sebelum sempit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati.
  • Tidak menunda pekerjaan. Islam mengajarkan kepada kita bersungguh sungguh dalam suatu pekerjaan, kemudian segera beralih kepada pekerjaan yang lain bila pekerjaan yang pertama selesai . “ Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sunguh (urusan yang lain “ -QS Al Insyirah : 7-)
  • Tidak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak penting , artinya tidak lalai terhadap waktu. Seorang Tokoh Islam terkenal bernama Hassan Al Banna, berpesan untuk tidak banyak tertawa, bergurau, membicarakan kejelekan orang lain, dan mengingat bahwa kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia, karenanya percepat dan sederhanakan dalam mengerjakannya.

 

5. Memiliki waktu khusus untuk menimba ilmu dan mendidik diri
Lulus dari sekolah formal bukan berarti berhenti mencari ilmu. Sesibuk apapun kita, tetap sediakan waktu untuk menghadiri majelis ilmu islam, menghadiri seminar, membaca buku, menambah keterampilan, memperdalam spesialisasi ilmu yang telah dimiliki sebelumnya, dan lain-lain. tidak hanya menambah ilmu, mendidik diri juga penting. Pendidikan ruhiyah, jasadiyah, fikriyah, emosi, dan akhlak.

6. Memiliki waktu khusus yang menjadi `sumber energi`
Sebuah hal yang lumrah dan wajar bagi muslimah untuk merasa lelah, jenuh, bosan, dlsb. Karenanya dibutuhkan aktivitas yang dapat mengembalikan energi kita, bahkan menambah energi yang kita miliki. Sumber energi utama bagi muslimah adalah sholat, dzikir dan doa. Sempatkan membaca Al Qur-an setiap hari, juga berusaha sholat malam. Ini akan menjadi energy besar dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, usahakan tidur yang cukup, bersantai dan bermain bersama anak, rekreasi, melakukan hobi yang kita sukai (merajut, melukis, panjat gunung, dll). Singkirkan anggapan bahwa melakukan hobi merupakan hal yang membuang waktu. Bila dilakukan dalam porsi yang tepat, hobi bisa menjadi sumber energy yang sangat besar, bahkan banyak orang yang memperoleh uang juga dari hobi mereka. Bila merasa sulit mendapatkan waktu untuk melakukan hal ini, bicarakan dengan keluarga, terutama bagi para ibu. Mungkin meminta 1 jam setiap minggu untuk waktu khusus ibu ( me time) bisa membuat hidup seluruh keluarga lebih bercahaya. Karena bagaimanapun juga, kebahagiaan keluarga biasanya berawal dari kebahagiaan ibu.

7. Memanfaatkan teknologi
Internet, hp, mesin fax adalah beberapa contoh fasilitas yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Gunakan secerdas mungkin dalam aktifitas kita. Ingat, kita yang mengendalikan teknologi, bukan teknologi yang mengendalikan kita.

8. Bekerjasama dengan orang lain
Mencoba mendelegasikan tugas, membagi tanggung jawab kepada setiap anggota keluarga untuk menyelesaikan tugas rumah tangga, akan sangat membantu kita para muslimah. Apalagi yang memiliki aktifitas di luar rumah. Ingat, tidak semua pekerjaan rumah tangga harus di-handle oleh istri. Rasulullah juga menjahit sepatunya sendiri, dan Ali bin Abi Thalib senang membantu pekerjaan Fathimah. Jangan tolak bantuan yang ditawarkan suami, atau kerabat untuk mengerjakan tugas rumah tangga, atau sesekali menjaga anak-anak. Sementara anda bisa mengerjakan aktifitas bermanfaat lain, atau menyicil pekerjaan yang lain.
Hubungan lain yang perlu dijaga adalah silaturahim. Baik bersama keluarga besar, relasi, sesama muslimah, ataupun pertemuan para ibu, hal ini akan memenuhi kebutuhan kita sebagai makhluk sosial.

9. Menikmati peran dan bersyukur. Menyadari setiap peran yang kita miliki adalah sebuah anugerah dari Allah yang tidak diberikan pada semua orang. Menjalani peran-peran dengan penuh rasa syukur akan membantu kita menemukan kebahagiaan. Nikmati waktu tidur, nikmati waktu memasak, nikmati waktu belajar, nikmati waktu bekerja, nikmati waktu sholat, semuanya akan menambah keindahan hidup kita.
10. Memohon keberkahan. Allah-lah Yang Maha Pemilik Waktu, minta keberkahan waktu dan apa yang kita lakukan sepanjang masa hidup, sepanjang hari kita. Ikhlaskan kepada pengabdian kepada Allah. Jaga spiritual kita dengan ibadah, dzikir pagi-sore.

Contoh Pembuatan Jadual Rutin Harian, Pekanan, dan Daftar Hal yang Perlu Dilakukan Setiap Pekan.
Rutinitas setiap orang tentu berbeda. Sesuai kebutuhan. Contoh di bawah ini membagi rutinitas harian dengan memanfaatkan waktu sebelum tidur dan sesudah bangun tidur. Waktu siang dan sore harinya tentu kita sesuaikan dengan peran kita masing-masing. Ada yang bekerja di luar rumah. Belajar, ataupun tetap di dalam rumah.

Pekerjaan rumah tangga sengaja direncanakan untuk dikerjakan sedikit-sedikit tetapi rutin. Karena sesunguhnya amalan yang sedikit tapi kontinyu (rutin) itu lebih disukai Allah. Lebih banyak manfaatnya, juga menjaga energi kita agar tidak kelelahan.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
??????? ??????????? ????? ??????? ???????? ??????????? ?????? ?????
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783)

Jangan ngoyo pada suatu waktu yang panjang mengerjakan pekerjaan rumah sampai kita capek. Lakukan sedikit-sedikit dalan rentang waktu yang pendek. Selingi dengan istirahat sebentar atau minum teh. Pekerjaan Rumah Tangga memang banyak dan seolah tidak ada habis-habisnya. Tapi kita tidak perlu menyelesaikannya dalam satu waktu, bukan?

Silakan buat versi Anda, sesuaikan dengan aktivitas dan jam kerja Anda dan keluarga.

  • Rutinitas sebelum tidur
  • Rutinitas pagi hari
  • Jadual pekanan
  • Daftar hal yang perlu dilakukan setiap pekan

 

Rutinitas Sebelum tidur
Sebelum tidur adalah waktu yang sangat penting untuk persiapan hari esok. ada yang memulainya segera setelah makan malam, ada pula yang memulainya setelah anak-anak tidur, sesuaikan dengan jadual kita.
3 hal yang menjadi rutinitas sebelum tidur :

  1. Merapikan rumah (maksimal 20 menit)
    1. Memungut majalah, pakaian, mainan anak-anak, sepatu, apapun yang berserakan
    2. Dapur : mencuci piring kotor, membersihkan bak tempat cuci piring, melap meja dapur, menata piring
  2. Melakukan persiapan untuk keesokan hari
    1. Memeriksa janji atau pertemuan yang besok harus dihadiri
    2. Memeriksa dan menuliskan hal-hal yang besok harus dilakukan
    3. Memikirkan hal-hal yang dapat memudahkan tugas besok
    4. Mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa besok (baik oleh kita maupun oleh anak-anak), dan meletakkannya di tempat yang mudah terlihat, misalnya di depan pintu.
    5. Mulai memikirkan apa yang besok akan dimasak
    6. Mempersiapkan pakaian yang besok akan dipakai (kita dan anak-anak), apakah perlu disetrika, adakah kancing atau jahitan yang lepas, pastikan seragam anak-anak telah sesuai dengan jadual dari sekolah.
  3. Fokus pada diri sendiri sebelum tidur
    1. Pastikan kita sudah melaksanakan sholat isya
    2. Meminum obat / suplemen jika diperlukan
    3. Mempersiapkan diri untuk tidur, menyikat gigi, membersihkan wajah, menyisir rambut, bila perlu mandi, berendam, dan memakai wewangian.
    4. Mengganti pakaian untuk tidur
    5. Renungkan yang telah kita capai hari ini
    6. Membaca sebentar, baik bacaan yang berat maupun ringan
    7. Rileks, dzikir dan doa sebelum tidur
    8. Meredupkan pencahayaan kamar, dan tidur. Sebaiknya tidur pada jam yang sama setiap malam, dan jangan biasakan begadang.

 

Rutinitas pagi hari
Sebelum hari beranjak pagi, ada hal yang akan menjadi kekuatan jiwa bila kita lakukan: Qiyamullail atau sholat malam. Beribadah di sunyinya malam, merefresh diri dan bermanja pada Allah Rabb Semesta Alam, memohon kekuatan agar siap menghadapi hari, siap menghadapi anak-anak, dan segudang aktivitas di siang hari.
4 hal yang menjadi rutinitas pagi hari :
1. Diri dan keluarga ( 1jam)
- Mengawali hari dengan sholat shubuh, dzikir, doa, dan membaca Al Quran
- Membimbing anak membaca Al Quran
- Merapikan tempat tidur
- Menyiapkan diri, mandi, berganti pakaian.
- Membersihkan kamar mandi dan toilet ketika berada di dalamnya
- Membawa pakaian kotor ketika keluar dan mencucinya
- Menyiapkan anak-anak
2. Dapur (1,5 jam)
- Bila telah melakukan rutinitas sebelum tidur, maka insya Allah dapur berada dalam keadaan bersih
- Menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarga (termasuk diri sendiri)
- Memasak dan menyiapkan makan siang sekaligus, bila waktu makan siang kita akan berada diluar rumah atau waktunya sangat singkat
- Mencuci piring dan membersihkan bekas sarapan
3. Memikirkan hari ini (30 menit)
- Memeriksa jadual hari ini
- Membuat list hal-hal yang harus dilakukan hari ini
- Merencanakan makan malam
- Menjemur cucian
- Membersihkan rumah (bila sebelum tidur telah dibersihkan, maka tidak akan banyak hal yang akan menyita waktu kita dalam membersihkan rumah pagi ini)
4. Rehat sejenak (30 menit)
- Minum obat . suplemen jika ada
- Duduk sebentar
- Membaca berita / surat kabar sebentar
- Sarapan (jika belum)
- Mengecek e-mail
Setelah rutinitas pagi selesai, rutinitas siang pun dimulai. Ada yang bekerja dikantor, belajar di kampus, bertemu orang-orang ditengah masyarakat, ataupun tetap dirumah saja mengurus anak-anak. Anda bisa membuat rutinitas siang dan sore. Juga menyesuaikan dengan rutnitas bayi dan anak Anda (jadual menyusui, menyuapi, mengajak jalan-jalan, membacakan buku, menemani belajar, bermain, dll). Masukkan juga janji dan acara yang harus dihadiri (janji dengan klien, dosen, undangan pernikahan, seminar, dll). Yang terpenting adalah tegas terhadap jadual yang telah dibuat.
Ada lagi yang bisa dilakukan untuk menghemat waktu : Lakukan kegiatan pararel. Sambil mengantar anak, cek hafalan atau bercerita hal yang bermanfaat. Sambil berbelanja jadikan sebagai acara refresing dan pendidikan untuk anak. Membersihkan WC/kamar mandi setiap selesai melakukan aktivitas disana. Luangkan waktu kita untuk kegiatan sosial yang bemanfaat untuk masyarakat dengan mengharap ridha Allah dan Allah akan menolong dan memberkahi keluarga, waktu dan aktivitas kita.

Membuat Jadual Pekanan
Sekarang, mari pikirkan apa yang harus kita lakukan setiap pekan, cocokkan dengan janji yang telah dibuat atau acara yang harus dihadiri. Tentukan hari dan jamnya. Tuliskan di kalender atau di agenda.
Senin
(07.00 – 08.00) Bersih bersih rumah :
- membuang sampah
- menyapu / mengepel lantai
- menjemur kasur
- mengganti sprei
- membersihkan kaca
Selasa
(09.00 – 10.00) menulis / menyiapkan presentasi
(16.00 – 16.15) berkebun
Rabu
(09.00 – 10.00)
- membaca (30 menit)
- membuat menu seminggu dan menulis daftar belanjaan
- mengecek dan membuat daftar barang-barang yang habis dan perlu dibeli
- membuat dan menulis anggaran belanja keluarga
Kamis
(09.00 – 12.00)
- memeriksa daftar belanja dan membawanya
- berbelanja bahan makanan
- membeli barang-barang lain yang diperlukan
- ke kantor pos
Jumat
(16.00 – 18.00) kursus bahasa
Sabtu
(11.00 – 14.00) Pengajian rutin
Minggu: Hari keluarga

Daftar hal yang perlu dilakukan setiap pekan
Hal ini juga berbeda pada setiap orang. Sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, dan masukkan ke agenda pekanan.
Bersih-bersih Rumah :
- Membersihkan peralatan dapur (kompor, microwave, oven, dll)
- Membersihkan kamar mandi dan toilet
- Mengganti sprei
- Membersihkan peralatan elektronik (tv, computer,dll)
- Membersihkan kulkas
- Membersihkan teras/halaman
- Menyortir kertas/pakaian/mainan
Berbelanja
Usahakan berbelanja hanya satu kali seminggu, itu akan menghemat waktu. Perencanaan dan keterampilan berbelanja, memasak, menyusun menu sangat bermanfaat. Jangan habiskan waktu sia-sia untuk putar-putar, lihat-lihat di toko.
Kurangnya perencanaan dan keterampilan masak sering membuat bingung harus masak apa. Buatlah menu atau masakan yang menjadi favorit keluarga. Belajarlah dari tips-tips cara memasak efektif dan cepat.
Membaca buku
Kursus bahasa
Pengajian rutin

Terakhir, sayangi diri kita. Sayangi keluarga dan lingkungan kita. Jangan frustasi, depresi, kecewa karena sesuatu yang terjadi diluar kehendak kita. Jangan terlalu perfeksionis. Misalnya kalau masih punya anak kecil, relakan keberantakan konstruktif terjadi di rumah. Sediakan waktu untuk refresing, memanjakan diri sendiri. Jika ada kondisi yg tidak sesuai dengan harapan kita (misal ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit) sehingga kita ttidak dapat menyelesaikan target-target kita, jangan sampai membuat kita putus harapan. Mungkin target itu bisa kita rubah dengan target lain yang sesuai dengan kondisi yang baru terjadi di luar perkiraan kita, atau kita memundurkan selesainya target kita. Yang penting sekali lagi, berusaha semaksimal mungkin, “Do The Best”. Mudah2an Allah selalu meridhoi apa pun yg kita lakukan.

 

Written by ibu didin

May 27th, 2011 at 3:57 pm

Posted in Link Penting

Manajemen Prioritas

without comments

Link penting untuk diarsip http://rumahfahima.org/index.php?option=com_content&view=article&id=442:manajemen-prioritas&catid=69:artikel-manajemen&Itemid=158

Manajemen Prioritas
Written by PSDM
Saturday, 02 April 2011 05:54
Assalaamu’alaikum wr wb. 

Sahabat Fahima, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam hidup kita. Manakah yang harus kita prioritaskan?
Contoh sederhananya, dalam membuat cake, apa yang dimasukkan lebih dulu? biasanya mentega, gula, dikocok dulu..lalu masukkan telur.. kocok lagi..lalu terigu..lalu masukkan oven dan jadilah cake-nya .
Namun bagaimana bila urutannya terigu dulu, lalu mentega, kemudian gula, telur, bayangkan sulitnya mencampur dan mengocok semua bahan tersebut hingga rata. Dan bisakah jadi cake-nya? Kemungkinan akan bantat…
Demikianlah manajemen prioritas berlaku dalam hidup kita. Bila prioritas tidak tepat, bikin kue saja gagal.. begitu pula hidup kita.
Saat ini kita juga sama-sama menyaksikan, bahkan mengalami bagaimana skala prioritas yang dibuat dan dilakukan pemerintah Jepang dalam menghadapi masa-masa sulit pasca musibah 11 Maret kemarin. Begitu reaktor nuklir mengalami kerusakan, evakuasi warga diprioritaskan. Safety first. Sehingga kita sama-sama berharap, dengan manajemen prioritas yang tepat, kemaslahatan manusialah yang akan tercapai.

MANAJEMEN PRIORITAS

Kasus 1:

Nita, seorang ibu rumah tangga dengan dua anak balita sering bingung menghadapi hari-harinya. Ingin hatinya mencurahkan seluruh waktunya untuk mengurusi keperluan kedua buah hatinya, belajar, bermain, jalan-jalan. Namun, Nita juga ingin dirinya bisa tetap beribadah dengan khusyu`, menjalankan ibadah-ibadah sunah seperti yang rutin dilakukannya sejak masih gadis. Ia juga berusaha membereskan pekerjaan rumah tangga yang bertumpuk sebelum atau sesudah anak-anaknya tidur. Bagaimana ia harus memprioritaskan hal-hal penting tersebut dalam hidupnya?

Kasus 2:

Akhir-akhir ini Lili sibuk sekali, ia terlibat berbagai aksi sosial pengentasan kemiskinan dan kampanye hidup sehat di masyarakat sekitar. Bakti sosial, mendistribusikan sembako, memberikan penyuluhan ke puskesmas, semua kegiatan itu benar-benar menguras energinya. Sering kali ia tidak menghadiri kuliah di kampus juga pengajian rutinnya. Lili merasa lelah sekali.

Kedua kasus di atas adalah contoh kecil masalah manajemen prioritas dari cuplikan kehidupan keseharian. Sebetulnya masalah manajemen prioritas tidak hanya kasus pribadi, melainkan juga kasus bermasyarakat dan bernegara.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat pada umumnya seringkali mengalami penyimpangan menentukan skala prioritas. Misalnya saja seni dan hiburan diberi perhatian lebih daripada ilmu pengetahuan. Media massa memberitakan bidang seni dan hiburan, atau entertainment secara besar-besaran. Kajian terhadap dunia seni dan entertainment ini juga tak kalah heboh. Opini massa digiring untuk lebih tertarik pada bidang ini daripada membuat masyarakat tertarik pada buku dan ilmu pengetahuan.
Begitupula dengan masalah jasmani yang lebih diutamakan daripada masalah akal dan jiwa. Misalnya saja kuliner dan olahraga menyedot perhatian yang luar biasa daripada kajian tentang eksplorasi alam, sosial, bahkan agama.
Contoh lainnya lagi adalah banyak orang yang lebih peduli pada hal yang sunah daripada yang wajib. Sebagian besar waktunya habis untuk wirid, bertasbih, namun melupakan berbuat baik pada orang tua, menolong fakir miskin, menyayangi anak yatim, menjadi tetangga yang baik, dan memerangi kezaliman sosial maupun politik. Ada lagi orang-orang yang habis berdebat tentang hal-hal khilafiyah (terdapat perbedaan pendapat antar ulama dan ahli fiqh) dibandingkan mengurusi hal-hal yang pokok, yang sudah disepakati oleh para ulama.

Beberapa Ahli manajemen memberikan solusi untuk manajemen prioritas sebagai berikut,
1. Membuat peta masalah. Dengan bantuan perangkat yang disebut Jouhari Windows mungkin masalah bisa dipetakan dengan jelas.

I. Penting dan mendesak
II. Penting namun tidak mendesak
III. Tidak penting namun mendesak
IV. Tidak penting dan tidak mendesak

Kuadran I. Penting dan Mendesak
Misalnya menghadiri rapat tepat waktu, berbelanja saat kehabisan barang, menyelamatkan barang berbahaya dari tangan bayi. Sholat ketika waktunya sudah akan berakhir. Semuanya penting dan mendesak, maksudnya harus segera dilakukan.

Kuadran II. Penting namun Tidak Mendesak
Misalnya menimba ilmu (baik ilmu agama, ilmu umum, ilmu yang sesuai spesialisasi, profesi, dan ilmu lainnya), berbelanja untuk persediaan barang di rumah, membimbing anak belajar.

Kuadran III. Tidak Penting namun Mendesak
Misalnya mengangkat telpon

Kuadran IV. Tidak Penting dan Tidak Mendesak
Misalnya nonton Film hingga larut malam, sering `window shopping’, sering melamun.

2. Memaksimalkan kuadran II
Bisa saja kita me-list mana yang masuk kuadran I,II,III,dan IV. Idealnya, yang paling banyak adalah list di kuadran II, disusul kuadran I, kuadran III, lalu kuadran IV. Seringkali kita terjebak membuat kesalahan sehingga yang seharusnya masuk ke kuadran II menjadi masuk ke kuadran I. misalnya menunda waktu sholat. Sholat yang dikerjakan tepat waktu bisa menjadi optimal dan berkualitas (masuk kuadran II, Penting tapi tidak mendesak), namun karena ditunda jadi dikerjakan terburu-buru (masuk kuadran I, Penting dan mendesak). Begitupula kuadran III dan IV yang membengkak, padahal kedua kuadran tersebut perlu diminimalisir.
Kesalahan menempatkan prioritas inilah yang membuat hidup kita dan juga hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi kurang berkualitas.

Bagaimana Menetukan yang Penting dalam Skala Prioritas

Seperti apakah ukuran yang benar untuk menentukan tingkat ke`penting`an suatu hal? Mana hal-hal yang seharusnya ditempatkan pada urutan utama Skala Prioritas?
Islam memberikan tuntunan sebagai berikut,

1. Prioritas dalam kehidupan tercantum dalam Al Quran
Ukuran penting atau tidaknya suatu hal dalam kehidupan kita telah ada sumbernya, yaitu Al Qur-an. Kita bisa mengetahuinya dari banyaknya ayat-ayat yang menyinggung hal tersebut. Misalnya saja tentang ilmu pengetahuan. Ada banyak ayat dalam Al Quran yang menyerukan untuk mengkaji. Baik mengkaji ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis (alam). Juga banyak ayat yang diakhiri dengan `apakah kamu tidak memikirkan?` , `apakah kamu tidak mengetahui?`
Contoh lain lagi adalah ayat-ayat yang berhubungan dengan aqidah, tauhid yang merupaka pokok ajaran agama. Juga ayat-ayat yang berkaitan dengan ibadah, baik individu maupun sosial. Hal lain yang diberi perhatian adalah yang terkait dengan akhlak, sifat-sifat yang baik, kejujuran, kebenaran, kesederhanaan, rasa malu, rendah hati, harga diri, berbuat baik pada orang tua, memelihara silaturrahim, menyantuni fakir miskin, menyayangi anak yatim. Kita juga perlu menyadari adanya hal-hal yang diberi perhatian sedikit dalam Al Quran, seperti tentang `Isra-Miraj` yang hanya disinggung dalam satu ayat. Berbeda dengan peperangan yang dibahas sampai satu surah lebih. Ada juga yang sama sekali tidak disinggung dalam Al Quran seperti Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan hal ini kurang penting, bahkan tidak terkait dengan ibadah sama sekali. Berbeda dengan kelahiran Nabi Isa AS yang disinggung Al Quran karena merupakan salah satu mu`jizat beliau.

2. Antara prioritas dan kondisional
Penentuan Skala Prioritas sangat berhubungan dengan kondisi, waktu, juga tempat. Misalnya Prioritas bagi ibu rumah tangga berbeda dengan prioritas bagi pemuda. Prioritas dalam kondisi darurat tentu berbeda dengan prioritas dalam kondisi normal. Al Quran mencontohkan hal-hal ini tidak bisa disamakan. Prioritas tiap zaman juga berbeda. Kita bisa menemukan dalam siroh, bahwa titik tekan kebijakan yang dilakukan pada masa khulafaurrasyidin berbeda-beda. Misalnya saja pada zaman Umar bin Khatab r.a terjadi ekspansi besar-besaran yang belum dilakukan di masa Abu Bakar r.a. Demikian pula dengan faktor tempat. Ibadah yang dilakukan di medan perang berbeda dengan yang dilakukan di rumah.

3. Memprioritaskan ilmu di atas amal
Ilmu adalah petunjuk amal. Dengan ilmu maka amal yang dilakukan menjadi benar. Orang yang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah sekalipun bila itu dilakukan tanpa ilmu. Ilmu juga menjadi syarat terhadap profesi seseorang. Baik dibidang kedokteran, militer, kehakiman, pemerintahan, sehingga dengan profesi ini suatu kaum menjadi berjaya. Begitupula seorang pemberi fatwa tidaklah diperbolehkan bagi sembarang orang. Harus seorang yang benar-benar menguasai di bidang tersebut.

4. Memprioritaskan kualitas di atas kuantitas
Perbuatan yang sedikit namun benar dan bermanfaat lebih utama daripada perbuatan yang banyak namun tidak benar dan tidak bermanfaat. Al Quran dan Sirah memberi gambaran bagaimana mementingkan kualitas dalam setiap amalan, juga dalam pembentukan pribadi. Mungkin kita masih ingat pada kisah perang Badar dan juga kisah Thalut-Jalut, bagaimana kelompok minoritas yang berkualitas mengalahkan kelompok mayoritas yang tidak berkualitas. Juga sejarah yang mencatat orang-orang luar biasa yang sedikit jumlahnya namun orang-orang tersebut begitu besar manfaatnya bahkan manfaatnya masih terasa walaupun mereka sudah tiada. Misalnya para imam mahzab, tokoh-tokoh seperti ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Ibnu, Rush, dll. Mungkin kita pernah mendengar kata-kata:
“Ada orang yang meninggal sebelum ajalnya, karena tidak bermanfaat usianya, namun ada orang yang masih hidup setelah ajalnya, karena manfaat ilmu dan amal sholehnya, dan keturunannya.”

5. Memprioritaskan yang ringan dan mudah daripada yang berat dan sulit
Bila kita dihadapkan pada dua pilihan amal, maka pilihlah yang ringan dan mudah dikerjakan daripada yang berat dan sulit dikerjakan. Demikianlah Islam mempermudah kehidupan kita, dan tidak mempersulitnya. Bisa kita lihat begitu banyak hal-hal yang diberikan keringanan (rukhsah) oleh Allah, dan lebih diutamakan kita mengambil rukhsah itu. Misalnya sholat jama` dan qashar ketika bepergian, boleh berbuka puasa di bulan ramadhan untuk yang sakit, tua, ibu hamil dan menyusui, dll.

Tuntunan Prioritas Dalam Hal Ibadah

1. Prioritas dalam hal ibadah. Seperti juga prioritas dalam bidang keduniawian, dalam hal ibadah yang paling prioritas adalah ibadah yang sesuai dengan masa dan situasinya. Ibadah yang diprioritaskan ketika azan telah berkumandang adalah sholat. Ibadah yang diprioritaskan ketika sepertiga malam adalah sholat malam, tadabbur quran, bermunajat dan mohon ampun pada Allah. Ibadah yang diprioritaskan saat kedatangan tamu adalah menyambut tamu itu dan mengurusi keperluannya meski harus meninggalkan tilawah Al Quran dan wirid. Ibadah yang prioritas bagi anak adalah berbakti pada orang tua, bagi seorang istri adalah melayani suaminya, meski harus meninggalkan puasa sunahnya. Bagi seorang ibu adalah mengurusi anak-anaknya, meski harus meninggalkan puasa wajibnya di bulan Ramadhan (bila ia hamil atau menyusui). Prioritas ibadah dimasa kekurangan adalah bersedekah. Di masa peperangan adalah berperang, meski ia harus meninggalkan sholat dan puasa sunahnya, bahkan boleh menunda sholat wajibnya bila sedang tidak aman. Dengan begitu Islam menuntun kita dalam manajemen prioritas setiap waktu, setiap kondisi, setiap tempat sehingga apapun situasinya kita tetap bisa meraih ridho Allah.

2. Prioritas dalam ibadah harus sesuai tingkatan hukum. Fardhu `ain diprioritaskan atas yang fardhu kifayah, yang wajib diprioritaskan atas yang sunah, yang sunah diprioritas di atas yang makruh

3. Prioritaskan hak hamba diatas hak Allah. Bila sebuah hal yang hukumnya fardhu ain namun ada hak Allah dan hak hamba didalamnya, maka yang diprioritaskan adalah hak hamba. Misalnya dalam hal harta. Bila harta yang dimiliki seseorang telah cukup untuk naik haji, namun masih ada utang kepada orang lain, maka yang diprioritaskan adalah membayar utangnya lebih dulu. Bahkan dalam sebuah hadits shahih dikatakan, “semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni, kecuali utangnya.” (HR Muslim dari Abdullah bin Umar). Ini juga sebabnya kita boleh memprioritaskan makan daripada sholat fardhu, bila makanan itu telah terhidang.

Tuntunan Prioritas Dalam Hal Amal

1. Memprioritaskan amal yang kontinyu diatas amal yang terputus putus
” Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinyu meskipun sedikit” (Muttafaq `Alaih, dari Aisyah ra—Shahih Al Jami` As-shaghir 163)

2. Memprioritaskan amal yang lebih banyak dan lebih lama manfaatnya diatas amal yang sedikit dan sebentar menfaatnya. Misalnya saja dalam bersedekah, lebih diprioriaskan memberikan sedekah berupa barang yang lebih lama manfaatnya. Misal, memberikan sapi yang hamil atau membuat sarana air bersih untuk warga. Dengan umur kita yang pendek maka amalan yang kita lakukan tentu terbatas, disinilah peran amal jariyah yang manfaatnya terus mengalir bagi penerima amal maupun bagi si pemberi amal.

3. Memprioritaskan beramal pada zaman fitnah. Zaman fitnah yang dimaksud adalah masa ketika terjadi fitnah, ujian, cobaan, sehingga kondisi dan situasi saat itu menjadi begitu berat dan menyulitkan. Keteguhan, kesabaran, dan kekuatan untuk terus beramal sholeh dalam situasi ini lebih prioritas daripada di masa mudah. Misalnya menentang pemerintah yang zalim. Atau kondisi musibah seperti sekarang. Dapat kita rasakan pada situasi yang tengah dihadapi saat ini di Jepang, ditengah bencana yang melanda dan ketakutan akan radiasi nuklir yang mengancam, maka beramal sholeh menolong sesama manusia menjadi amalan yang utama. Dibandingkan beramal sholeh pada mereka ketika kondisinya normal-normal saja.

4. Memprioritaskan amalan hati di atas amalan badan. Amalan badan yang dilakukan tidak akan berguna tanpa disertai amalan hati. Karena syarat diterimanya sebuah amalan adalah dari niat dan hati kita. Ketakwaan ada di dalam hati, keimanan ada di dalam hati, keikhlasan, kejujuran, cinta, inilah yang akan melahirkan amalan badan yang diterima oleh Allah.

5. Prioritaskan sesuai keadaaan, waktu, dan tempat. Disinilah perlunya kita melihat dan mempertimbangkan kondisi yang sedang berlangsung. Misalnya di sebuah negara bila ada pertanyaan, manakah bidang yang lebih diprioritaskan; pertanian, perindustrian, atau perdagangan? Para ulama yang mengkaji hadits-hadits terkait berpendapat, bila masanya negara tersebut kekurangan bahan makanan sehingga harus mengimpor dari negara lain, maka pertanian menjadi prioritas. Tentu saja disesuaikan juga dengan ketersediaan lahan, kesuburan tanah, dan kondisi terkait lainnya. Bila yang terjadi adalah makanan cukup, pertanian berjalan baik, namun bidang industri tidak bergerak sehingga negara harus mengimpor barang-barang dan angka pengangguran tinggi , maka yang diprioritaskan adalah negara membuka lahan industri dari yang kecil sampai yang besar sehingga bisa memproduksi barang-barang secara mandiri dan membuka lapangan pekerjaan bagi bangsanya. Namun bila yang terjadi adalah makanan dan barang telah melimpah, maka diprioritaskan membuka bidang perdagangan sehingga barang-barang bisa diekspor. Demikianlah Islam menuntun umatnya dengan fleksibel dan kondisional. Bila yang terjadi saat ini adalah umat Islam yang membutuhkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, teknologi canggih, persenjataan modern, maka tanggungjawab pemerintah untuk membuka setiap jalan yang menuju kesana. Membangun universitas, mengembangkan riset, dan lain-lain. Inilah yang akan mengembalikan harga diri dan kekuatan kaum muslimin.

6. Prioritaskan memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem. Perbaikan diri adalah modal untuk memperbaiki sistem. Sistem yang baik dibuat dan dijalankan oleh individu yang baik. Karena itulah pembinaan diri diprioritaskan sebelum pembinaan masyarakat dan pembangunan sistem. Semuanya berawal dari pembinaan diri. Perbaikan diri. Ini pula alasan mengapa pembinaan diri lebih diprioritaskan daripada berjihad. Membina diri dengan mempelajari isi Al Quran, menjalankan ibadah wajib dan sunah, mengamalkan ilmu yang didapat, berakhlak dan berpikiran sesuai Al Quran, akan menjadi modal utama lahirnya orang-orang yang dapat membawa dunia kearah kebaikan.

Dengan demikian berdasarkan tuntunan prioritas diatas kita bisa memecahkan kasus Nita:
1. amalan yang prioritas untuk Nita sebagai ibu adalah mengurus anak-anaknya tentu saja.
2. Dalam beribadah, Nita bisa menjadikan ibadahnya masuk ke kuadran II dengan mengatur waktunya. Amalan sunah pun tetap bisa dikerjakan namun disesuaikan dengan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga. Misalkan melakukan sholat malam sedikit jumlah rakaatnya, tapi kontinyu ketika anak-anak sudah tidur. Nita juga perlu memprioritaskan mengambil rukhsah yang diberikan Allah bila hamil dan menyusui. Justru hal ini yang lebih disukai Allah.
3. Mengerjakan tugas rumah tangga pun bisa diatur waktunya sehingga masuk ke kuadran II. Tentu sahabat Fahima sudah membaca artikel Manajemen Waktu dan Peran Muslimah bukan? Nah, Kasus Nita ini terjawab juga di sana. Namun dalam kacamata prioritas, pekerjaan rumah tangga bisa ditunda setelah mengurus anak dan beribadah.
Catatan kecil : dengan memahami point `Hak hamba di atas Hak Allah, maka bila terjadi anak yang menangis padahal sudah masuk waktu sholat, maka diprioritaskan untuk menenangkan anak terlebih dahulu, atau bahkan menyusuinya bila ia lapar, baru kemudian menunaikan sholat. Tentu saja bila sholatnya bukan diakhir waktu. Dengan begini justru sholat dapat dilakukan dengan lebih konsentrasi dan khusyu`.

Untuk Kasus Lili:
1. Amalan yang perlu diprioritaskan oleh Lili adalah pembinaan dirinya, yaitu menuntut ilmu dan menghadiri pengajian rutin. Ini penting sekali untuk modal beramal. Sebisa mungkin Lili mengatur jadualnya yang padat agar tidak terjadi bentrokan.
2. Bila tetap terjadi bentrokan waktu antara pembinaan diri dan aktivitas sosialnya, sebisa mungkin Lili mendelegasikan tugas aktivitas sosialnya kepada rekannya karena berkaitan dengan kemaslahatan umat. Diharapkan tetap mendapatkan pembinaan diri karena pembinaan diri ini sangat penting dan tidak bisa didelegasikan pada orang lain.
3. Menyempatkan diri untuk istirahat dan refreshing secukupnya

Untuk kasus yang lebih luas lagi menyangkut masyarakat, bangsa, dan negara tentu saja tidak mudah memecahkannya. Namun, diawali dari pemahaman terhadap prioritas ini semoga kita bisa mencapai tujuan yang diinginkan, baik dunia maupun akhirat.
Wallahu a`lam bishowab

Sumber :
1. Yusuf Qardhawi, `Fiqh Prioritas’, e-book
2. http://karisma.de : Kajian tentang Waktu dan Prioritas , dengan penyesuaian.

 

Written by ibu didin

May 27th, 2011 at 3:52 pm

Posted in Link Penting

Wajib diarsip: situs bu bidan :)

without comments

Saya baru tahu ada bidan di Klaten-Jawa Tengah yang membuat situs yang sangat edukatif :)

http://www.bidankita.com/

Written by ibu didin

April 25th, 2011 at 11:55 pm

Posted in Link Penting

Teaching Math

without comments

Link yang harus di arsip ^^

http://www.ted.com/talks/conrad_wolfram_teaching_kids_real_math_with_computers.html

Stop teaching calculating. Start teaching math.

Written by ibu didin

April 11th, 2011 at 7:35 am

Posted in link,Link Penting