if99.net

IF99 ITB

Archive for December, 2015

Review Blog Catatanku Selama Tahun 2015

without comments

Asisten statistik WordPress.com menyiapkan laporan tahunan 2015 untuk blog ini.

Berikut ini kutipannya:

Museum Louvre dikunjungi 8,5 juta orang setiap tahun. Blog ini telah dilihat sekitar 2.000.000 kali di 2015. Jika itu adalah pameran di Museum Louvre, dibutuhkan sekitar 86 hari bagi orang sebanyak itu untuk melihatnya.

Klik di sini untuk melihat laporan lengkap.


Written by rinaldimunir

December 31st, 2015 at 11:17 am

Posted in Pengalamanku

Menemukan Air Terjun di Singapura

without comments

Semua orang tahu bahwa Singapura itu negeri yang relatif datar, tidak ada bukit atau gunung, tidak ada lembah dan jurang. Sebagai negara pulau yang kecil, tentu tidak akan ditemukan air terjun (waterfall) di sana.

Tetapi bukan Singapura namanya kalau tidak dapat membuat wahana apa saja termasuk air terjun yang akan saya ceritakan ini. Sebagai negara yang mengandalkan pariwisata, Singapura sadar bahwa mereka harus membuat sesuatu yang beda, menarik, fenomenal, dan yang pasti membuat turis tidak bosan untuk selalu berkunjung ke sana.

Landmark Singapura

Landmark Singapura

Tulisan ini masih satu rangkaian dengan tulisan saya yang sebelumnya tentang kunjungan ke negeri singa itu beberapa waktu yang lalu. Bulan Juni dan Juli cuaca sangat cerah, jadi waktu yang tepat untuk jalan-jalan. Kalau padabulan-bulan ini (September-Oktober) anda ke Singapura tidaklah tepat, karena asap kebakaran hutan dari Sumatera dan Kalimantan membuat negeri Singa itu tidak sehat untuk dikunjungi.

Air terjun yang saya ceritakan itu terdapat di dalam wahana yang bernama Gardens by the Bay. Sebelum melihat air terjun itu, kita berjalan-jalan dulu di dalam wahana Gardens by the Bay yuk. Dari kejauhan kompleks Gardens by the Bay ini terlihat seperti rumah-rumah keong. Banguan-bangunan yang terbuat dari kaca ini di dalamnya terdapat ekosistem yang berisi aneka flora dari berbagai penjuru dunia.

Gardens by the bay dari kejauhan

Gardens by the bay dari kejauhan

Gerbang Gardens by teh bay

Gerbang Gardens by teh bay

Gardens by the bay dikelilingi oleh marina dan berbagai bangunan yang menjadi ikon Singapura

Gardens by the bay dikelilingi oleh marina dan berbagai bangunan yang menjadi ikon Singapura

Memasuki kompleks Gardens by the bay, kita disambut pohon-pohon raksasa yang terbuat dari rangka baja. Pada rangka itu menjalarlah berbagai tumbuhan sehingga pohon raksasa iru tampak bagaikan pohon yang sebenarnya. Sebagian tumbuhan yang menjalar pada pohon raksasa itu meupakan tanaman yang langka yang mungkin di tempat asalnya sudah mulai punah. Jadi, Gardens by the Bay ini dapat dipandang sebagai tempat konservasi flora dari berbagai tenpat di muka bumi.

Pohon-pohon raksasa

Pohon-pohon raksasa

IMG_3030

Di dalam rumah kaca yang kita lihat dari luar tadi, terdapat berbagai tanaman bunga, pohon, dan tumbuhan dari seluruh penjuru dunia. Mau lihat bunga tulip ada, bunga mawar berbagai warna ada, bunga matahari, anggrek, pohon kurma, pohon oak, dan lain-lain. Benar-benar sangat lengkap. Menariknya lagi, suhu, tekanan udara, dan kelembaban di dalam rumah kaca itu diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi asli habitat tanaman tersebut di tempat asalnya.

Ah, terlalu banyak bunga dan tumbuhan di dalam rumah kaca ini untuk difoto. Saya tampilkan sebagian saja di bawah ini.

IMG_3144

IMG_3161

IMG_6275

IMG_5345

IMG_6275

IMG_5329

IMG_5316

IMG_5311

Setelah mengunjungi aneka bunga dan tanaman yang indah-indah itu, sekarang saatnya kita memasuku rumah kaca yang lain yang bertema tropis. Disinilah kita disambut dengan air terjun yang tinggi, seperti yang saya ceritakan di bagian awal. Di sekitar air terjun itu hiduplah berbagai tanaman hutan tropis yang menawan hati, yang mungkin di negara kita sendiri belum tentu sempat melihatnya.

IMG_3193

IMG_3190

Di wahana tropis yang basah ini kita menemukan aneka tumbuhan yang unik seperti kantong semar, anggrek aneka rupa dan warna, pakis, dan lain-lain, semuanya hidup seperti habitat aslinya. Bahkan, kita pun menemukan stalaktit dna stalagmit seperti yang terdapat pada gua kapur.

DSCF1737

DSCF1743

DSCF1744

DSCF1740

DSCF1750

DSCF1752

DSCF1757

DSCF1763

DSCF1762

Begitulah Singapura, pandai memanjakan turis. Negara ini tahu bahwa pariwisatalah yang menjadi andalannya. Apa yang tidak bisa dibuat Singapura? Mereka mampu membuat apa yang tidak ada di negaranya menjadi ada. Pantasan orang Indonesia tiada henti mengalir ke sana.

(Catatan: Sebagian foto ini bukan jepretan penulis sendiri. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang fotonya digunakan sebagai ilustrasi seperti Bayu Hendradjaya, Achmad Imam, Fazat Nur Azizah, dan Sudiarto)


Written by rinaldimunir

December 29th, 2015 at 5:09 pm

Posted in Cerita perjalanan

Ujian Bagi Guru, Dosen, Ustad, …

without comments

“The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires.”
— William Arthur Ward

Saya termenung membaca ungkapan William Arthur di atas. Saya belum mampu menjadi the great teacher, yaitu dosen yang menginspirasi mahasiswanya. Masih jauhlah. Mungkin saya baru sampai menjadi the good teacher saja, itupun dengan banyak kekurangan.

Menjadi guru, dosen, atau ustadz itu banyak godaannya. Godaan yang nyata adalah merasa ‘ujub atau merasa bangga dengan ilmu yang dimilikinya.  Orang yang memiliki sifat ‘ujub merasa tinggi hati karena merasa memiliki ilmu lebih banyak, lebih dulu,  atau lebih tinggi dari para murid atau jamaahnya. Sifat ‘ujub itu sangat dekat dengan sifat riya, yaitu sifat ingin dipuji atau disanjung karena  ilmu yang dimilikinya. Jika sudah mencapai sifat riya, maka bagi seorang muslim apapun yang dilakukannya sudah tidak bernilai lagi di Mata Allah, karena sudah tidak ikhlas. Kunci dari ibadah itu adalah ikhlas, yaitu semata-mata mengharapkan  ridha Allah semata. Padahal, menjadi dosen, guru, atau ustadz itu diniatkan untuk beribadah kepada-Nya. Mengajar itu ibadah, membimbing mahasiswa itu ibadah, berbagi ilmu itu ibadah, memberi ceramah itu ibadah.

‘Ujub adalah godaan yang berat bagi seorang pendidik, tetapi ada godaan yang lebih berat lagi, yaitu mengendalikan ego. Pelajaran ini saya peroleh dari kisah Prof Damardjati Supadjar, seorang dosen UGM. Kisah tersebut saya baca pada situs web ini, yang bersumber dari akun Facebook seorang muridnya. Sangat menarik dan inspiratif.

Saya kutip kembali kisah Prof. Damardjati Supadjar seperti tertulis di bawah ini:

Setiap berkendara dari perempatan Kamdanen, ke timur ke arah Jalan Kaliurang, aku selalu melintasi rumah almarhum Prof. Damardjati Supadjar. Setiap kali pula, aku teringat sebuah percakapan dengan beliau, yang bagiku sangat inspiratif.

Tahun 90an awal, Pak Damar beberapa kali mengisi acara di Masjid Ash-Shiddiiqy, Demangan — sebuah masjid kecil yang aku turut mengurusnya. Ceramah beliau selalu sangat filosofis, sarat dengan ilmu kelas tinggi yang disajikan dengan cara amat sederhana. Ngelmu tuwo, kata beberapa jamaah senior di masjid itu.

Pada suatu kesempatan, saat turut mengantar Pak Damar pulang usai ceramah, aku bertanya pada beliau, “Pak, jadi dosen enak ya?”

“Bagi saya enak,” jawab beliau. “Tapi kalau diniati untuk kaya raya, ya jadi dosen itu tidak enak.”

“Tapi jadi dosen kan harus selalu menambah ilmu Pak,” kataku agak kurang nyambung.

“Tentu saja. Tapi itu kan otomatis berjalan, tak perlu dipaksakan.”

“Jadi tidak berat ya Pak?”

“Sama sekali tidak. Yang berat itu malah hal lain.”

“Apa itu Pak?”

“Mengendalikan ego,” jawab beliau.

Aku membuka telinga…

“Seorang dosen, juga seorang guru atau ustadz atau kyai, mudah terjerumus pada ‘ujub.” Pak Damar mulai menjelaskan. “Dengan pengetahuan yang dimiliki, dengan peluang untuk berbicara di depan orang lain yang bersedia atau dipaksa mendengarkan, semua pendidik pada dasarnya punya peluang menjadi tinggi hati. Ciri pendidik yang tinggi hati adalah gemar memamerkan pengetahuan, agar nampak pandai di hadapan anak-didiknya.”

“Tapi kan itu lumrah Pak.”

“Tidak lumrah. Pendidik yang tinggi hati, sesungguhnya akan gagal mendidik. Dia hanya akan menghasilkan pengagum, bukan orang terdidik. Pendidik yang baik adalah yang mampu menekan ego di hadapan anak-anak didiknya.

“Menekan ego seperti apa Pak, maksudnya?” Aku tak paham betul apa maksud Pak Damar.

“Menekan ego untuk nampak pintar. Tugas guru dan dosen bukanlah keminter di hadapan murid-muridnya, melainkan untuk memberi inspirasi.”

“Menunjukkan kepintaran di hadapan murid kan juga bisa menginspirasi Pak?” tanyaku tetap kurang paham.

“Iya, inspirasi untuk kagum pada sang guru, bukan inspirasi untuk mencari ilmu sejati.”

Tetap tak paham, namun aku lanjut bertanya. “Soal menekan ego itu Pak, seberapa banyak pendidik yang bisa melakukannya?”

“Hanya mereka yang bisa menghayati makna ‘tidak ada ilah selain Allah’ yang bisa menekan ego.”

Aku tak yakin apakah aku betul-betul paham yang dimaksudkan oleh Pak Damar. Namun kata-kata itu selalu terngiang di benakku: “Seorang pendidik harus menekan ego untuk nampak pintar”.

Aku baru bisa mencerna dan sedikit-demi-sedikit memahami kata-kata itu beberapa tahun kemudian, setelah beberapa waktu menjadi dosen. Bahkan hingga sekarangpun, aku tak yakin apakah bisa mengendalikan ego seperti dimaksud Pak Damar itu.

Lahul faatihah…

Sumber: FB salah satu muridnya

*********

Alangkah tinggi untuk mencapai ma’rifat seperti yang disampaikan Prof. Damardjati di atas. Maafkan saya Prof, saya belum mampu mencapainya, bahkan sekadar membuang sifat ‘ujub saja tidaklah mudah, apalagi mengendalikan ego. Saya tidak ingin mahasiswa saya kagum kepada diri saya, tetapi seharusnya mereka kagum dengan ilmu yang saya sampaikan. Dari situlah saya berharap mahasiswa terinspirasi untuk mencari ilmu sejati.


Written by rinaldimunir

December 24th, 2015 at 4:45 pm

Posted in Renunganku

Jangan Umbar Privasi Anakmu di Media atau Jejaring Sosial

without comments

Pekan-pekan menjelang akhir semester pada tahun ini adalah masa mengambil rapor anak di sekolahnya. Sekarang ini orangtua yang mengambil rapor anaknya di sekolah (pada zaman saya dulu sekolah SD dan SMP, saya sendiri yang mengambil rapor). Tentu ada orangtua yang senang anaknya mendapat rapor yang bagus, tentu ada yang sedikit sedih atau biasa-biasa saja.

Nah, kalau saya perhatikan, banyak orangtua yang memposting foto rapor nilai anaknya di Facebook, Twitter, atau di jejaring sosial lainnya. Mungkin mereka ingin membagi kebahagiaan karena rapor anaknya bagus atau mungkin ingin pamer.

Saya khwatir dengan fenomena ini. Tidak tahukah anda bahwa rapor anak merupakan data pribadi, di dalamnya ada data privasi (rahasia) seperti alamat rumah, nama sekolah, alamat sekolah, nama anak, dan lain-lain. Mempublikasikan data pribadi ke media atau jejaring sosial sama artinya memberi peluang kepada orang lain untuk mengetahui apapun tentang anda atau anak anda. Nah, kalau ada orang yang berniat jahat kepada anak anda, lalu dia menggunakan informasi pribadi tadi untuk menculik anak anda di sekolah, bagaimana?

Si penjahat mungkin berpura-pura menyamar bahwa dia adalah saudaramu dan meminta menjemput anakmu di sekolah. Dia punya informasi tentang dirimu di Facebook, misalnya fotomu, foto anakmu, alamat rumah, alamat sekolah, dan lain-lain.  Sudah banyak kasus penculikan anak di sekolah dengan pura-pura menyamar sebagai saudara dari orangtua si anak.

Selain modus penculikan, hal yang tidak kalah penting adalah data pribadi sering berkaitan dengan informasi rahasia yang harus dijaga, seperti kata-sandi (password), kunci, PIN, dan lain-lain. Masih banyak orang menggunakan kata-sandi atau PIN yang diambil dari informasi yang berkaitan dengan dirinya agar mudah diingat, seperti tanggal lahir, tanggal menikah, nama anak, nama suami, alamat rumah, dan lain-lain.

Mempublikasikan data pribadi ke publik sama saja mempermudah penjahat untuk menebak kata-sandi atau PIN anda melalui serangan yang di dalam bidang information security dinamakan dictionary attack. Penjahat akan menggunakan kamus yang berisi semua informasi terkait diri anda tadi untuk merangkai kata-sandi atau PIN. Pada banyak praktek, biasanya serangan ini berhasil menemukan kata-sandi seseorang. Karena itu, aware-lah dan jangan mudah mempublikasikan datya pribadi anda kepada publik seperti media sosial dan jejaring sosial. Berbahaya! Bahkan, ketika anda melakukan registrasi di situs daring yang meminta data pribasi tempat & tanggal lahir, alamat, dan lain-lain, anda tidak perlu memasukan data anda yang sebenarnya. Media atau jejaring sosial berhak menggunakan data pribadi anda itu untuk kepentingan mereka, atau malah mempejualbelikannya kepada pihak lain.

******

Kembali ke kasus publikasi rapor anak tadi.  Mempublikasikan apapun tentang anak anda, selain membuka celah keamanan,  sama saja melanggar privasi anak anda. Tiada hak orangtua untuk mempublikasikan hal yang terkait anaknya, apalagi jika dia tidak tahu atau tidak suka. Anda tidak minta izin kepada anak anda untuk mempublikasikan rapornya, bukan? Anak juga memiliki privasi seperti orangtuanya, dan kita harus melindungi privasi si anak sama seperti kita mlindungi privasi kita sendiri.


Written by rinaldimunir

December 22nd, 2015 at 2:13 pm

Pengalaman Mendapat Voucher Kompensasi Delay dari Citilink

without comments

Ini pengalaman pertama saya mendapat voucher 300 ribu rupiah sebagai kompensasi keterlambatan (delay) pesawat Citilink hingga 4 jam.

Beberapa hari yang lalu saya hendak kembali dari Padang ke Jakarta dengan pesawat Citilink. Keberangkatan seharusnya jam 19.20 WIB.  Saya sudah datang pukul 18.15 dan segera melakukan check-in. Ternyata di loket check-in di Bandara Minangkabau diumumkan perubahan jadwal (delay) menjadi jam 21.45.  Sebenarnya ada pemberitahuannya melalui SMS ke ponsel saya, namun saya tidak membacanya, jadi saya sudah terlanjur datang terlalau awal. Banyak juga penumpang yang sudah datang kecewa dengan delay tersebut, tetapi karena delay adalah hal yang “wajar”, maka saya tidak terlalu mempermasalahkan. Saya akan menunggu di ruang tunggu bandara sajalah. Toh saya sendirian, tidak membawa anak, jadi delay tidak terlalu repot.

Seorang penumpang yang tiketnya connecting flight  dari Padang-Jakarta dan Jakarta-Surabaya dengan Citilink mendadak kebingungan, karena pesawat Citilink dari Jakarta ke Surabaya adalah pukul 22.15, itu berarti penerbangannya dari Jakarta ke Surabaya tidak akan mungkin terkejar lagi. Dia akhirnya dijadwal ulang untuk  penerbangan dari Jakarta ke Surabaya menjadi pukul 05.00 subuh, itu artinya dia harus menginap di bandara Soekarno-Hatta, tidur leleran di kursi bandara.

Dari petugas di loket check-in saya mendapat informasi bahwa keterlambatan itu disebabkan padatnya traffic pesawat di bandara Soekarno-Hatta sehingga pesawat terlambat datang ke Bandara Minangkabau Padang.

Tidak berapa lama kemudian, masuk SMS kedua yang memberitahukan bahwa penerbangan diundur lagi menjadi pukul 22.15 WIB. Wah, semakin malam saja tiba di Jakarta nih, kata saya di dalam hati. Ini berarti telah terjadi keterlambatan hampir tiga jam. Sesuai peraturan Menteri Perhubungan, jika keterlambatan antara 90 menit sampai 180 menit maka penumpang mendapat konsumsi makan. Para penumpang dibagikan  makan malam berupa nasi dan ayam hgoreng fried chicken yang restorannya masih buka di Bandara malam itu.

Lewat jam 22.15 belum juga ada tanda pesawat datang. Akhirnya diumumkan lagi bahwa pesawat akan datang pukul 23.05, dan boarding dilakukan pukul 23.15 WIB.  Itu berarti delay sudah mencapai hampir 4 jam.  Semua penumpang dipanggil ke gate, lalu supervisor Citilink dengan ramah meminta maaf atas keterlambatan kedatangan pesawat. Sesuai Permenhub, jika delay 4 jam maka semua penumpang mendapat kompensasi uang 300 ribu. Supervisor Citilink tersebut membagikan voucher uang  senilai 300 ribu. Voucher dapat dicairkan di Bank Mandiri mana saja, begitu kata supervisor yang bertanggung jawab di bandara.

voucher-citilink

Voucher Citilink senilai Rp300.000


Keesokan harinya saya mencairkan voucher ini di Bank Mandiri. Memang uang 300 ribu tidak akan dapat mengganti kerugian waktu yang hilang selama 4 jam, tetapi ini masih lebih baik daripada tidak, dan anggap saja itu uang penghiburan :-).

Hmmm… dengan penumpang mencapai sekitar 180 orang, itu artinya maskapai ini harus mengeluarkan biaya kompensasi sedikitnya 180 x Rp300.000, sekitar Rp54 juta. Angka yang sangat besar, padahal tiket yang saya beli hanya sekitar 500 ribuan.  Bisa bangkrut tuh maskapai pesawat jika sering terlambat sampai 4 jam, he..he. Tapi begitulah seharusnya jika maskapai ingin melayani penumpang dengan baik. Konsumen adalah raja, maka jika penumpang dirugikan, maka maskapai harus menunjukkan tanggung jawabnya.

Dari pramugari di atas pesawat, saya mendapat informasi bahwa keterlambatan pesawat disebabkan oleh faktor cuaca. Pesawat yang saya gunakan ini sebelumnya datang dari Batam ke Jakarta. Keterlambatan satu pesawat akan merembet ke jadwal berikutnya, semacam efek domino. Jadi bukan karena traffic yang padat di Bandara Soeta seperti kata supervisor di atas, tetapi akibat faktor cuaca yang buruk sehingga pesawat menunda penerbangan dari bandara sebelumnya. Jadi, bagi kita para penumpang pesawat seharusnya bisa memahami bahwa delay adalah hal yang wajar saja. Lebih delay daripada nanti tidak selamat.

Bagi anda calon penumpang pesawat, anda harus tahu hak-hkl anda, dan maskapai harus tahu akan kewajibannya. Berikut kompensasi yang harus diberikan oleh maskapai karena delay (saya kutip dari sini).

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara dan Peraturan Menteri Perhubungan No 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, penumpang berhak mendapatkan kompensasi dari maskapai bila penerbangan mereka terlambat alias delay.

Nah apa saja kompensasi yang seharusnya diterima oleh penumpang bila penerbangan mengalami keterlambatan dari jadwal yang seharusnya?

Berdasarkan Pasal 36 Permenhub 25/2008:
a. keterlambatan lebih dari 30 menit sampai dengan 90 menit, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal wajib memberikan minuman dan makanan ringan

b. keterlambatan lebih dari 90 menit sampai dengan 180 menit, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal wajib memberikan minuman, makanan ringan, makan siang atau malam dan memindahkan penumpang ke penerbangan berikutnya atau ke perusahaan angkutan udara niaga berjadwal lainnya, apabila diminta oleh penumpang

c. keterlambatan lebih dari 180 menit, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal wajib memberikan minuman, makanan ringan, makan slang atau malam dan apabila penumpang tersebut tidak dapat dipindahkan ke penerbangan berikutnya atau ke perusahaan angkutan udara niaga berjadwal lainnya, maka kepada penumpang tersebut wajib diberikan fasilitas akomodasi untuk dapat diangkut pada penerbangan hari berikutnya.

Sementara dalam Pasal 10 Permenhub 77/2011 diatur sebagai berikut:
a. keterlambatan lebih dari 4  jam diberikan ganti rugi sebesar Rp 300.000 per penumpang

b. diberikan ganti kerugian sebesar 50 persen dari ketentuan huruf a apabila pengangkut menawarkan tempat tujuan lain yang terdekat dengan tujuan penerbangan akhir penumpang (re-routing), dan pengangkut wajib menyediakan tiket penerbangan lanjutan atau menyediakan transportasi lain sampai ke tempat tujuan apabila tidak ada moda transportasi selain angkutan udara

c. dalam hal dialihkan kepada penerbangan berikutnya atau penerbangan milik Badan Usaha Niaga Berjadwal lain, penumpang dibebaskan dari biaya tambahan, termasuk peningkatan kelas pelayanan (up grading class) atau apabila terjadi penurunan kelas atau sub kelas pelayanan, maka terhadap penumpang wajib diberikan sisa uang kelebihan dari tiket yang dibeli.

Apakah semua keterlambatan mencapai 4 jam akan mendapat kompensasi sebesar 300 ribu rupiah? Sepertinya tidak juga. Tidak semua maskapai taat aturan Permenhub, termasuk Citilink sekalipun. Seorang teman di Facebook bercerita, penerbangannya dengan Citilink terlambat mencapai 4 jam di Bandara Halim Perdanakusumah, tetapi dia tidak mendapat voucher tersebut. Jawabannya mungkin bergantung pada apakah manajer/supervisor maskapai di bandara mengerti aturan Permenhub itu  atau tidak, atau pura-pura tidak tahu dengan segudang alasan.

Itu baru Citilink, yang dikenal punya reputas baik, mungkin karena ia adalah anak perusahaan Garuda. Bagaimana dengan maskapai lain yang sangat terkenal dengan pelayanan yang buruk (baca: kurang memuaskan) dan sering delay?  Anda p[asti sudah tahu maskapai ayang saya maksudkan. Sudah sering kita dengar penumpang yang mengamuk di bandara hingga menggebrak meja, memecahkan kaca, atau memukul petugas maskapai tersebut karena merasa ditelantarkan berjam-jam tanpa kejelasan, tanpa mendapat kompensasi yang sesuai aturan.

Apa yang dilakukan Citilink di atas seharusnya menjadi contoh bagi maskapai lain.

 

 


Written by rinaldimunir

December 18th, 2015 at 11:20 am

Posted in Pengalamanku

Ketika Isu Freeport Dilibas “Papa Minta Saham”

without comments

Pemerintahan sekarang selalu saja gaduh. Tidak hanya Pemerintahnya, badan legislatif juga ikut gaduh. Kegaduhan terbaru adalah kasus “papa minta saham” kepada PT Freeport Indonesia, yang disebut-sebut sebagai pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden oleh Ketua DPR.

Setiap hari kasus ini mewarnai media. Hampir setiap orang berbicara, mulai dari pejabat tinggi, politisi, polisi, jaksa, hingga netizen pun meramaikan perang panas di dunia maya. Panggung negara kita seakan tidak pernah berhenti dari kegaduhan.

Namun, ribut-ribut masalah papa minta saham telah mengaburkan substansi yang sebenarnya, yaitu perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia pasca tahun 2021. Kita rakyat Indonesia terlalu asyik mengikuti irama tetabuhan yang gaduh itu, sementara pejabat Freeport mungkin saat ini sedang happy, karena diam-diam perpanjangan kontrak karya sudah diberi lampu hijau persetujuan atau malah sudah disetujui untuk diperpanjang(?).

Tanpa banyak orang tahu, kontrak karya itu tampaknya akan resmi diperpanjang. Kementerian Enegergi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan siaran pers yang isinya menyatakan bahwa PT Freeport Indonesia dan Pemerintah Indonesia akan menyepakati kelanjutan operasi komplek pertambangan Grasberg pasca 2021. Padahal, perpanjangan kontrak karya itu seharusnya baru dibahas pada tahun 2019, karena undang-undang Minerba menyatakan pembahasan dua tahun sebelum kontrak karya berakhir.

SIARAN PERS

PT Freeport Indonesia Dan Pemerintah Indonesia Menyepakati Kelanjutan Operasi Komplek Pertambangan Grasberg Pasca 2021

JUM’AT, 09 OKTOBER 2015 19:54 WIB
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 61/SJI/2015
Tanggal : 9 Oktober 2015

PT FREEPORT INDONESIA DAN PEMERINTAH INDONESIA MENYEPAKATI KELANJUTAN OPERASI KOMPLEK PERTAMBANGAN GRASBERG PASCA 2021

Freeport-McMoRan Inc. hari ini mengumumkan bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Pemerintah Indonesia telah menyepakati operasi jangka panjang dan rencana investasi PT-FI. Saat ini, pemerintah sedang mengembangkan langkah-langkah stimulus ekonomi termasuk didalamnya revisi peraturan pertambangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

Besarnya investasi PT-FI dan komitmen yang telah dan sedang berlangsung telah memberikan manfaat bagi Indonesia, menjadi sebuah pertimbangan kesepakatan ini, termasuk meningkatnya nilai royalti, pengolahan dan pemurnian di dalam negeri, divestasi dan konten lokal. Pemerintah telah meyakinkan PT-FI bahwa Pemerintah akan menyetujui perpanjangan operasi pasca 2021 termasuk kepastian hukum dan fiskal yang terdapat pada Kontrak Karya.

Chairman of the Board Freeport-McMoRan Inc, James R. Moffett, menyatakan, “Kami sangat senang dengan jaminan kepastian hukum dan fiskal dari Pemerintah Indonesia. Kami berharap melanjutkan kemitraan dan rencana investasi jangka panjang kami untuk memajukan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan perekonomian di Papua,”

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM), Sudirman Said, mengatakan, “Kami menyambut baik kelanjutan investasi Freeport di Papua yang akan meningkatkan perekonomian lokal dan nasional.”

Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik

Hufron Asrofi

Ini siaran pers di situs resmi Pemerintah, bukan berita hoax. Bahkan situs investor di luar negeri memuat pernyatan yang sama:

James R. Moffett, Chairman of Freeport-McMoRan Inc., stated, “We are pleased with the assurances from the Government of Indonesia of legal and fiscal certainty and look forward to continuing our long term partnership and investment plans to advance the economy, jobs and economic velocity in Papua.”

Saya dan anda pasti yakin bahwa jika rakyat Indonesia ditanya, mereka tentu lebih setuju kontrak karya PT Freeport itu tidak diperpanjang lagi, kalau bisa tambang emas dan tembaga di Papua itu diambil alih oleh Pemerintah untuk kemakmuran rakyat Papua khususnya dan rakyat Indonesia umumnya. Selama ini pembagian hasil tambang itu sangat tidak adil, negara hanya mendapat 1% royalti, sisanya yang 99% lari ke investor di luar negeri (Amerika).

Jadi, bagi anda-anda yang bermimpi tambang emas dan tembaga di Papua itu tidak diperpanjang atau diambil alih oleh Pemerintah, maka jangan harap mimpi anda akan menjadi nyata. Lagi-lagi negara ini menjadi pecundang di negerinya sendiri. Kasus politik “papa minta saham” tampaknya lebih menarik dibahas ketimbang isu perpanjangan kontrak karya PT Freeport itu.


Written by rinaldimunir

December 12th, 2015 at 6:01 pm

Posted in Indonesiaku

Menikmati Pembuatan Surabi “Urang Bandung”

without comments

Pada pagi hari yang dingin di kota Bandung, menikmati jajanan surabi (Bhs Indonesia: serabi) adalah pilihan yang tepat. Surabi yang dibuat langsung di pinggir jalan dibeli dalam keadaan panas, setiba di rumah masih hangat. Surabi lebih enak jika dimakan dalam keadaan masih panas.

Surabi orang Bandung sedikit berbeda dengan serabi di daerah lain. Jika serabi di daerah lain dimakan dengan kuah gula merah, maka surabi urang Bandung tidak demikian. Surabinya lebih tebal dan rasa aslinya agak asin. Surabi yang polos dapat ditambahkan bermacam-macam topping di atasnya.

Jika mau surabi yang manis, maka si pedagang manambahkan larutan gula merah ke atas adonan surabi yang baru dituang ke atas cetakan. Selain surabi yang polos, jenis surabi lainnya adalah surabi oncom, yaitu surabi dengan topping oncom di atasnya. Mau surabi oncom yang pedas, tinggal ditambahkan satu sendok kecil sambal cabe rawit di atasnya.

Mau surabi yang lebih bergizi, maka pembeli bisa minta memesan surabi pakai telur kocok. Itulah tiga macam surabi tradisionil yang masih dijual di banyak tempat di kota Bandung.

Bagi sebagian orang, membeli surabi tidak hanya sekedar membeli jajanan itu sendiri. Tetapi, menyaksikan secara langsung pembuatan surabi adalah kenikmatan tersendiri. Sungguh mengasyikkan mengamati pasangan suami istri di  pinggir Jalan Kuningan Raya, Antapani, Bandung yang saling bekerjasama membuat surabi di atas tungku bakar. Para pembeli terus berdatangan dan harus sabar antri menunggu pesanan surabinya matang.

surabi1

Bekerjasama membuat surabi

surabi2

Tuangkan adonan surabi ke dalam cetakan

surabi3

Sedang dibakar di atas bara api, sekali-sekali diintip apakah sudah matang

surabi4

Surabi yang sudah matang, masih panas menngepul. Ada surabi oncom, surabi manis, dan surabi telur ((yang berwarna kuning)

Harga surabinya tidak mahal. Surabi polos, surabi oncom, atau surabi manis harganya hanya Rp1500, sedangkan surabi telur Rp2500. Tidak mahal bukan?

Kalau jalan-jalan ke Bandung, jangan lupa menikmati surabi urang Bandung yang enak itu.


Written by rinaldimunir

December 9th, 2015 at 2:21 pm

Beda Otak Laki-Laki dan Otak Perempuan

without comments

Kalau anda punya anak yang masih sekolah di SD, coba perhatikan bahwa anak yang sering mendapat ranking di kelasnya kebanyakan anak perempuan. Jarang anak laki-laki mendapat ranking. Di kelas anak saya, dari 10 besar ranking, hanya dua atau tiga anak laki-laki, selebihnya perempuan.

Namun, dengan menanjaknya waktu, ketika SMA dan Perguruan Tinggi, justru anak laki-laki yang sering mendapat juara atau nilai tertinggi.

Mengapa demikian? Ternyata jawabannya terletak pada perbedaan anatra otak laki-laki dan otak perempuan. Otak kiri perempuan lebih cepat berkembang daripada laki-laki, sedangkan pada anak laki-laki otak kanannya yang lebih cepat berkembang dartipada otak perempuan.

Saya menemukan penjelasan di atas setelah membaca tulisan seorang dokter seperti di bawah ini. Saya copas tulisannya di sini.

dr. Wahyu Triasmara (Dokter Sahabat Anda)

“MENGENAL OTAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN”

Otak kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan, bekerja untuk mengingat kata-kata, matematika, verbal, logis, fakta, analisa, syair, nyanyian, lineal, detail dan lebih teratur. Sedangkan otak kanan cenderung kepada kreatif, warna, artistik, visualisasi, intuisi, gagasan, khayalan, holistik, music, bentuk dan ruang.

1. Otak kiri pada perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki
Pada usia 0-6 tahun otak kanan dan kiri perempuan tumbuh dengan kecepatan yang berimbang. Sedangkan pada laki-laki otak kanan berkembang lebih cepat daripada perempuan. Meski demikian, otak kanan laki-laki berkembang lebih cepat daripada otak kiri perempuan..

Tak heran jika pada usia sekolah banyak perempuan mendapat ranking di kelasnya, lebih cepat kemampuan membaca dan menulisnya.
Anak laki-laki yang mungkin merasa kurang dalam lisan, kesenian dan matematika merasa terintimidasi dan akhirnya lebih senang membuat kekacauan dan keributan. Semoga dengan mengetahui fakta ini bunda lebih bisa memahami anak laki-lakinya dan tidak membedakan dengan saudara perempuannya.

2. Pada usia 6-12 tahun otak kanan dan kiri laki-laki akan mulai berkembang dan baru berkembang beriringan menginjak usia 18 tahun.
Pada usia itulah laki-laki akan menduduki posisi penting semisal ketua senat, ketua BEM, memimpin orasi dan lain sebagainya.
Sedang perempuan akan kembali ke fitrah yakni menjadi seksi konsumsi, bendahara, sekretaris, dan sebagainya.

Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa di beberapa negara di luar negeri anak laki-laki dan perempuan belajar di tempat terpisah.
Anak laki-laki akan belajar dengan praktik secara langsung menggunakan komputer, robotic, dll sedang anak perempuan akan cukup meski belajar hanya dengan kertas dan buku.

3. Otak perempuan terhubung lebih baik dan otak pria dibuat untuk pekerjaan khusus.

DR. Rober Groski, ahli neurologi dari Universitas California, Los Angeles menemukan bahwa corpus collosum pada otak perempuan lebih tebal daripada laki-laki sehingga perempuan mampu mengerjakan berbagai pekerjaan yang tidak saling berhubungan dalam satu waktu. Kita sering menyebutnya multitasking. Maka wajar jika seorang ibu bisa saja menggoreng tempe sambil menyuapi si kecil dan menemani kakak belajar sembali sesekali melirik smart phonenya. Berbeda dengan laki-laki yang hanya bisa menekuni satu hal.
Dan ketika ia sedang berkonsentrasi, tanpa disadari pendengaranya akan menurun. Menurun ya, bukan berkurang.

Jika anak laki-laki atau suami bunda tak menyahut panggilan ketika ia sedang serius maka saatnya bunda bilang, “Wow…laki banget!” hehe.
Stop memanggil berulang-ulang karena hanya akan menghabiskan energi.
Datangi dan colek bahunya saja mungkin lebih efektif. Mungkin hal ini berkaitan pula dengan sudut pandang. Perempuan memliki sudut pandang yang lebar sedang laki-laki bersudut pandang lurus namun panjang.

4. Letak emosi
Pada laki-laki umumnya terletak di sebelah kanan yang berarti perasaan dapat bekerja secara terpisah dari fungsi-fungsi otak yang lain. Contoh laki-laki berdebat dengan kata-kata di otak kiri tanpa emosional. Pada perempuan, titik emosi tersebar pada kedua belahan otak. Perasaannya menjadi lebih aktif serempak bersama dengan fungsi otak lain. Contoh: perempuan bisa menangis ketika mengganti ban yang kempes

5. Otak kanan perempuan tersusun untuk bereaksi dengan orang dan wajah-wajah sedang otak laki-laki pada benda dan bentuknya. Jika suami lebih senang mengotak-atik laptopnya ketimbang melihat wajah Anda, bukan berarti wajah Anda tidak cantik!

6. Cara menyimak laki-laki dan perempuan
Di sepuluh menit pertama, perempuan bisa berkali-kali berubah ekspresi. Contoh ketika secara tak sengaja bertemu dengan teman sekolahnya di pusat perbelanjaan. Pasti sangat hebring dengan ucapan semisal “Ehh Apa kabar??” “Ah Masa sih??”” Iya gitu??” “Hihi bisa aja jeng” dan ucapan yang senada diikuti dengan mimik serta gestur yang berubah-ubah pula.

Laki-laki cenderung datar dan kurang ekspresif. Maka lebih bijak bagi para bunda untuk menunggu selama 10 menit sebelum mengajak suami mengobrol sepulang kerja.

7. Perempuan menginginkan hubungan dan kerjasama laki-laki menginginkan kekuasaaan kedudukan dan bersaing.
Pernahkan Anda melihat seorang laki-laki dalam suatu seminar berkata pada temannya, “Ke kamar mandi yuk..!” Pasti tidak ya!
Laki-laki akan fokus, ke kamar mandi ya ke kamar mandi.
Perempuan yang memang menyukai hubungan biasanya mengajak temannya pergi ke toilet. Belum kalau sedang mengantri, melihat teman sebaya yang juga sedang mengantri di sebelah pasti tak tahan untuk bilang, “dari mana mbak?”

8. Wanita menghargai hubungan dan laki-laki menghargai pekerjaan
Jika wanita tidak bahagia dalam hubungan keluarga maka ia tak dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya, sebaliknya laki-laki tidak dapat memusatkan perhatiannya pada keluarganya jika ia tak bahagia dalam pekerjaannya

9. Beberapa perbedaan laki-laki dan perempuan
– Laki-laki lebih suka berterus terang sedang perempuan tidak.
Contoh : “Bunda marah ya?” “Enggak!”

– Laki-laki bicara apa adanya, perempuan dengan perasaan

– Bila curhat, perempuan hanya ingin didengar, laki-laki menawarkan solusi

– Perempuan mungkin kesulitan membaca peta atau petunjuk jalan, laki-laki tahu arah dengan pasti

– Berbelanja adalah kegembiraan bagi wanita namun sebuah teror bagi laki-laki

– Perempuan butuh bicara jika tertekan sedang laki-laki tidak

Itulah perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan (Sumber: dr. Aisyah Dahlan)

Nah, sekarang saya mulai paham. Dengan membaca penjelasan dokter ini, kita jadi lebih bisa memahami mengapa karakter laki-laki begini dan karakter perempuan begitu.


Written by rinaldimunir

December 3rd, 2015 at 5:04 pm

Posted in Gado-gado