Archive for September, 2016
Rasulullah Sudah Mengajarkan Cara Mandi yang Benar dan Sehat
Sebuah artikel yang saya kutip dari laman web ini tampaknya masuk akal, meskipun secara medis perlu mendapat penjelasan yang lebih ilmiah. Saya akan mengulasnya di bawah ini:
Sering kita dengar banyak orang jatuh dan terkena stroke di dalam kamar mandi. Yang jadi pertanyaan mengapa tidak di tempat lain? Perlu untuk direnungkan mengapa kita selalu mendengar kabar orang jatuh di kamar mandi akibat serangan stroke. Mengapa kita jarang mendengar orang jatuh akibat serangan strok ditempat tempat lain?
Seorang penceramah professor di universitas di Malaysia, UITM, yang juga terlibat dengan kegiatan olah raga negara menasihatkan supaya pada waktu mandi jangan membasahi kepala dulu, namun basahi bagian badan lainnya.
Ini karena apabila kepala basah dan dingin, secara tiba-tiba darah akan dipompa mengalir ke kepala untuk menghangatkan kepala, logika ‘warm blooded human’. Dan jika ada saluran pembuluh darah di daerah kepala yang mengalami penyempitan akibat kolesterol atau lainnya maka dapat terjadi kondisi pecahnya pembuluh darah akibat derasnya aliran darah yang tiba-tiba di kepala. Ini kerapkali berlaku di kamar mandi.
Berikut cara mandi yang benar :
1. Pertama siramkan air di telapak kaki.
2. Kemudian dilanjutkan dengan segayung di betis.
3. Segayung di paha.
4. Segayung di perut.
5. Segayung di bahu.
6. Berhentilah sejenak 5-10 detik
Kita akan merasakan seperti uap/ angin yang keluar dari ubun-ubun bahkan meremang, setelah itu lanjutkan dengan mandi seperti biasa.
Ini ibarat sebuah gelas yang diisi air panas kemudian kita isi dengan air dingin. Apa yang terjadi? Gelas akan retak, bahkan pecah!
Jika perubahan suhu yang tiba-tiba ini terjadi pada tubuh kita apa yang retak dan pecah?
Suhu tubuh kita cenderung panas dan air itu dingin, maka yang terjadi jika kita mandi langsung menyiram pada badan atau kepala, uap yang harusnya keluar jadi terperangkap dan dapat membawa maut karena pecahnya pembuluh darah.
Maka sebab itu kita sering menjumpai orang jatuh di kamar mandi tiba-tiba kena ‘stroke’. Boleh jadi kita sering masuk angin karena cara mandi kita yang salah. Boleh jadi kita sering migrain kerana cara mandi yang salah.
Cara mandi ini baik bagi semua umur terutama yang memunyai sakit diabetes, darah tinggi, kolesterol dan migrain/ sakit kepala sebelah.
~~~~~~~~
Cara mandi seperti yang dituliskan dalam artikel di atas sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah mengajarkan kita tatacara mandi besar atau mandi wajib (misalnya karena junub, mimpi basah, selepas haid, dsb). Mandi besar dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan, mencuci kemaluan, lalu berwudhu. Ini adalah sebuah cara adaptasi agar tubuh tidak kaget dengan air (dingin). Selanjutnya, setelah berwudhu, mulailah menyiram kepala sehingga seluruh tubuh basah dengan air (baca: Tata Cara Mandi Junub Sesuai Tuntunan Rasulullah).
Tidak hanya ketika mandi besar, untuk mandi yang lain pun kita disunnahkan berwudhu terlebih dahulu. Maknanya selain untuk menyucikan, juga agar tubuh beradaptasi dengan air, sehingga terhindar dari stroke karena mendapat kejuatan dingin tiba-tiba.
Demikianlah, Rasulullah sudah mencontohkan mandi yang benar dan sehat sejak 15 abad yang silam, sebelum ilmu pengetahuan kemudian menemukan kebenarannya. Shalawat dan salam teercurah padamu ya Rasulullah.

Attending Brother Product Launch-Chapter Bandung
Pada acara peluncuran produk printer dan scanner Brother di The Trans Luxury Hotel, Bandung tanggal 7 September 2016, saya disambut dengan sangat ramah oleh Masahiro Isobe-san. Beliau adalah Presiden Direktur PT Brother International Sales Indonesia. Saya pikir beliau belum bisa berbahasa Indonesia, ternyata beliau sudah cukup fasih. Sebuah kemajuan besar mengingat bahwa belum 2 tahun beliau ditugaskan di Indonesia.
Baru datang ke acara sudah diajak foto bareng, berdua saja. Eksklusif sekali jadinya. Tidak semua tamu diajak foto bareng seperti ini lho. Hasil fotonya pun dibuat seperti sampul majalah dan langsung kita peroleh hasil cetaknya dalam 5 menit. Jadi wajar kan kalau saya semangat untuk mempelajari dan memberikan feedback untuk produk-produknya? Harga printer yang murah pasti buatan pabrik brother, walaupun bisa jadi mereknya belum tentu brother. Scanner brother juga bisa diandalkan, buktinya berani memberikan garansi 3 tahun untuk printer maupun scanner.
Selanjutnya, biarkanlah foto-foto yang berbicara. Saya cenderung tertarik dengan penjelasan tentang printer mobile. Adakah yang punya ide, pada kondisi seperti apakah solusi printer mobile menjadi sangat dibutuhkan?
Duduk di barisan depan asik juga, bisa ambil gambar banyak, Ini di antaranya.



Nah, seharusnya foto sampul majalah itu dibuat cuma sendiri, seperti ini. Wah, lagi serius banget pas difoto. Soalnya sedang berusaha baca merek dan tipe kamera yang dipakai fotografernya.
Di akhir acara, ada yang mengajak foto bareng lagi. Kali ini rame-rame.
Thanks for the invitation, brother. We enjoy the product launch very much!

Pak Jokowi, Masihkah Bapak Ingat dengan Ucapan ini?
Di DKI Jakarta, berita penggusuran pemukiman-pemukiman kumuh yang dilakukan oleh Pemprov DKI, mengingatkan saya pada curhat Pak Presiden Joko Widodo, ketika masa kampanye PilGub DKI beberapa tahun lalu. Jokowi menceritakan pengalaman pribadinya betapa sakitnya menjadi korban penggusuran.
“Saya ingat masih SD. Kami punya tempat tinggal kemudian digusur. Tahun 70-an. Tidak dapat ganti rugi. Itu sangat membekas di ingatan saya. Bahwa.. yang namanya tergusur itu sangat sakit sekali. Sangat sakit sekali”
Jokowi kemudian melanjutkan:
“Ingat ya di UUD 45 kita jelas bahwa pemerintah dan negara itu melindungi rakyatnya. Disitu jelas sekali tercantum. Tapi yang terjadi.. pemerintah malah seperti ini. Ini kekeliruan. Sudah melanggar undang undang menurut saya.”
Videonya masih tersimpan baik di sini:
Sekarang, setelah Pak Jokowi duduk nyaman menjadi Presiden, setelah sebelumnya menjadi Gubernur DKI, kemudian melihat penggusuran demi penggusuran yang bertubi-tubi di Ibukota yang dilakukan oleh Wakil Gubernurnya dulu (yang sekarang menjadi Gubernur DKI), bagaimana ya perasaannya? Masihkah dia ingat dengan kata-kata yang pernah diucapkannya itu? Masihkah dia merasakan rasa sakit para korban penggusuran? Semoga Pak Jokowi tidak lupa.
Tulisan ini sekadar untuk mengingatkan Pak Jokowi, bahwa mereka yang tergusur itu dulu memilih Bapak menjadi Gubernur dan menjadi Presiden.
Salam saya buat Pak Presiden!

Jangan Takut Kuliah di ITB Karena Masalah Biaya
Kemarin saya membaca berita di suratakabar daring. Rektot ITB, Pak Kadarsah menyatakan bahwa asal berprestasi, jangan risau soal biaya kuliah di ITB. Pernyataan Pak Kadarsah benar adanya. Selama lebih dua puluh tahun saya menjadi dosen di ITB, saya sudah melihat sendiri bahwa biaya kuliah bukan isu penting di ITB. Faktor ekonomi bukan halangan untuk berkuliah di ITB, karena selalu saja ada solusi untuk mahasiswa yang terbentur biaya kuliah dan biaya hidup selama di Bandung.
Masyarakat seringkali beranggapan bahwa ITB itu untuk kalangan orang berduit saja. Kalau hanya melihat parkiran lautan mobil mahasiswa di seputar kampus ITB, maka kesan bahwa ITB isinya anak orang kaya semua pasti akan muncul. Ternyata dugaan itu salah. Mahasiswa ITB itu ibarat supermarket, semua mahasiswa dari kalangan ekonomi apapun, agama apapun, etnik apapun, ada di dalamnya. Mereka bisa masuk karena satu faktor saja: otak yang cerdas. Maksudnya, di ITB siapapun bisa kuliah, baik anak orang kaya maupun anak orang miskin, yang penting mereka mempunyai kemampuan intelektual bagus. Soal biaya itu urusan belakangan, yang penting diterima dulu.
Tengoklah Uang Kuliah Tunggal (UKT) di ITB yang besarnya 10 juta per semester. Itu berlaku untuk semua fakultas di ITB (kecuali di fakultas SBM yang perhitungannya berbeda). Tidak ada kutipan uang pangkal atau uang gedung, hanya UKT itu saja. Dari UKT yang 10 juta rupiah itu, ternyata tidak semua mahasiwa ITB membayarnya penuh. Ada keringanan sebesar 20%, 40%, 60%, 80%, hingga 100% yang dapat diajukan, tentu ada persyaratannya. Jadi, ada mahasiswa yang membayar 2 juta, 4 juta, 6 juta, 8 juta, bahkan 0 juta, disamping tentu ada yang membayar penuh 10 juta. Jumlah mahasiswa yang membayar penuh 10 juta hanya 30% saja dari populasi mahasiswa baru, artinya 1200 orang mahasiwa berasal dari kalangan berada, sedangkan 70% lagi bervariasi tingkat kemampuan ekonominya.
Bagi yang mendapat keringanan 100%, artinya mereka dibebaskan dari SPP, alias gratis kuliah di ITB. Siapakah mereka itu? Itulah mahasiswa program Bidik Misi, jumlahnya 20% dari mahasiswa baru. Mahasiswa Bidik Misi ini mendapat bantuan sepenuhnya dari Pemerintah, baik SPP maupun biaya hidup. Tiap tahun ITB menerima sekitar 4000 mahasiswa baru, jadi 20% dari 4000 adalah 800 orang per tahun, merekalah yang mendapat kesempatan kuliah tanpa memikirkan SPP. Selain SPP gratis, mereka juga mendapat uang saku sebesar 1 juta rupiah per bulan sebagai biaya hidup. Di ITB uang saku dari Pemerintah itu tidak dipotong sepersenpun, 100% diberikan utuh kepada mahasiswa (sementara di PT lain yang saya dengar uang saku itu tidak sampai 100% kepada mahasiswa, tetapi dipotong untuk biaya ini dan itu).
Dengan demikian, ada 20% dari jumlah total mahasiswa ITB berasal dari kalangan keluarga yang benar-benar tidak mampu, 30% dari keluarga yang kaya, selebihnya bervariasi dari keluarga yang sederhana hingga dari keluarga yang agak berada. Itulah gado-gado mahasiswa ITB yang menunjukkan sisi demokratisnya.
Bahkan setelah kuliah di ITB pun, tersedia ribuan beasiswa yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa ITB. Beasiswa itu beragam jenisnya, ada beasiswa yang dilihat dari sisi prestasi saja (prestasi akademik maupun prestasi non akademik) tanpa memandang status ekonomi, namanya Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik). Lalu, ada pula beasiswa bagi mahasiswa yang mendapat kesulitan ekonomi, namanya beasiswa ekonomi. Jadi, jika anda mahasiswa kaya atau mahasiswa miskin, anda pun dapat memperoleh beasiswa PPA. Jika anda mahasiswa miskin, anda berkesempatan memperoleh beasiswa ekonomi. Beragam jenis beasiswa itu dapat dilihat pada laman ini: APA SAJA BEASISWA DI ITB ?. Jadi, untuk beasiswa saja ITB juga menunjukkan demokratisnya, semua mahasiswa dari berbagai latar belakang dapat memperoleh beasiswa.
Dikutip dari tautan berita di atas,
Sebanyak 20 persen dari total seluruh mahasiswa tidak bayar sepeserpun. Mahasiswa ini masuk program bidik misi. Mereka mendapat beasiswa penuh dari pemerintah dan bahkan mendapat uang saku per bulannya sebesar (1 juta rupiah).
Sebesar 50 persen mahasiswa, lanjut Kadarsah, membayar uang kuliah bervariasi. Ada yang bayar hanya 20 persen dari total keseluruhan biaya kuliah, ada yang 40 persen dan seterusnya. Dan yang bayar 100 persen dari biaya kuliah hanya 30 persen mahasiswa.
“Itulah potret situasi perekonomian mahasiswa ITB,” ujar dia.
Kadarsah menegaskan, setiap warga negara Indonesia punya hak dan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di ITB sepanjang memenuhi syarat yang ditentukan. Dia meminta siapapun yang ingin masuk ITB tak khawatir dengan biaya pendidikan.
“Sepanjang berprestasi, uang jangan dijadikan kendala,” katanya.
Jadi, tidak ada alasan takut kuliah di ITB karena faktor biaya. Semua ada jalannya, semua ada solusinya.

Mencari Printer Warna Murah Terbaik dan Hemat Tinta: Brother T300, T500W, T700W (Bag 2)
Beragam printer telah kami coba sejak 17 tahun terakhir. Mulai dari HP, Canon, Epson, Brother, baik itu laser, maupun inkjet color. Sebelum zaman dikenalnya inktank, kami menggunakan printer inkjet Canon dengan tinta refill dari pihak ketiga. Kendalanya adalah tidak berlakunya garansi.
Setelah Epson membuat printer tipe inktank, kami pun beralih ke Epson. Epson seri inktank yang digunakan di Codena adalah L300, L350, L355, dan L800. Kegunaan printer inktank ini antara lain untuk:
- Mencetak konten dan sampul buku manual perangkat lunak Digital Mark Reader (DMR).
- Mencetak dokumen penawaran dan administrasi seperti kuitansi, surat jalan dan faktur pajak.
- Mencetak brosur scanner maupun daftar harga.
- Mencetak ribuan Lembar Jawab Komputer (LJK) untuk ujian maupun psikotes pesanan pengguna software DMR.
Karena di tahun 2015 kami hanya tahu inktank dari Epson, kami pun merekomendasikan produk tersebut untuk digunakan oleh beberapa pengguna DMR, antara lain Bid Propam Polda Jatim dan Bid Propam Polda Jateng. Ketika masa setahun lebih sudah lewat, Epson juga sudah tidak memberikan garansi, padahal masalah mulai bermunculan.
Khusus untuk keperluan mencetak LJK DMR, tahun 2016 kami melakukan percobaan perbandingan kualitas dan kecepatan antara printer inktank L355 dari Epson dengan printer Brother T700W.
Di bawah ini adalah hasil cetak LJK PLN menggunakan printer Brother T700W kualitas fast. Kualitas dan kecepatan cetaknya tentu sama saja dengan printer Brother T300 maupun T500W, sebagaimana disebutkan di dalam spesifikasinya.



Di bawah ini adalah hasil cetak LJK PLN menggunakan printer Epson L355 kualitas fast. Bandingkan kualitas logo PLN, ketebalan huruf hitam, dan kerapatan shading warna merah, antara gambar sebelum dan sesudah tulisan ini.



Setelah mencoba printer inktank dari Brother, yaitu T700W, kami mendapati bahwa kualitas fast di T700W jauh lebih baik daripada kualitas fast di Epson L355. Kualitas fast Epson inktank tidak layak untuk digunakan sebagai LJK. Sedangkan dengan kualitas normal, hasil LJK yang diproduksi L355 hanya 2 lembar per menit. Butuh 1 jam untuk memperoleh 120 lembar.





Adapun kualitas fast pada T700W, masih dapat diterima sebagai LJK. Kecepatan produksinya pun 5 lembar per menit. Artinya kurang dari setengah jam waktu yang diperlukan untuk memperoleh 120 lembar. Ini adalah efisiensi waktu 150%. Selain itu, dengan jaminan garansi 3 tahun, belum ada yang dapat menandingi printer Brother. Wajar saja kalau printer ini dinobatkan sebagai printer warna murah terbaik dan hemat tinta.
Dengan demikian, kami sebagai prinsipal DMR akan merekomendasikan seri inktank/inkjet tinta refill dari Brother bagi pengguna DMR yang akan mencetak sendiri LJK-nya. Salah satu dari pengguna DMR yang telah menggunakan printer Brother T700W adalah Bid Propam Polda Sumatera Utara untuk keperluan pencetakan LJK dalam rangka ujian PMK Tulis dan Wawancara penerimaan Akpol, Brigadir dan Tamtama tahun 2016.
Tulisan ini dibuat sebagai lanjutan dari tulisan sebelumnya.
(ART)

Mencari Printer Warna Murah Terbaik dan Hemat Tinta: Brother T300, T500W, T700W (Bag 1)


Printer itu murah, yang mahal tintanya. Demikian kesimpulan orang Indonesia selama bertahun-tahun. Makanya penggunaan tinta refill non-ori sangat marak, utamanya bagi printer inkjet warna. Namun sayang karena hal ini membatalkan garansi. Akhirnya kalau printer-nya rusak, beli printer lagi. Katanya masih lebih hemat daripada memperbaiki yang lama. Padahal ini adalah sebuah pemborosan bagi pengguna printer, baik itu pribadi maupun organisasi atau lembaga.




Sebagai solusi, Brother menghadirkan 3 macam printer inkjet tinta refill. Kecepatan ketiganya sama, dapat mencapai 27 halaman per menit, semuanya dilengkapi scanner flatbed sehingga bisa digunakan untuk fotokopi warna. Perbedaanya hanya di ada tidaknya fitur wireless dan Automatic Document Feeder (ADF). Printer Brother tersebut adalah:
- Printer Brother T300
Yang termurah adalah Brother T300. Brother T300 sudah dilengkapi dengan scanner flatbed berukuran A4 untuk keperluan scanning maupun fotokopi warna. Dengan kecepatan yang bersaing, printer ini sudah lebih dari cukup untuk mencetak tugas sekolah atau kuliah saat di rumah, menggandakan bahan presentasi, maupun digunakan di perkantoran serta customer service. Dengan kemampuan cetak hingga 6000 lembar, tintanya dijamin awet. Harganya paling murah, hanya Rp 2.290.000.
- Printer Brother T500W
Selain memiliki scanner flatbed, Brother T500W juga sudah dilengkapi dengan fitur wireless alias nirkabel, ada wifi direct maupun AirPrint. Cukup unduh aplikasi Brother iPrint&Scan, setelah itu kita sudah bisa mencetak dan memindai (scanning) dari ponsel Android maupun iOS. Harganya pun cukup murah, hanya Rp 2.690.000.
- Printer Brother T700W
Selain memiliki scanner flatbed dan wireless, Brother T700W juga sudah dilengkapi dengan fitur scanner ADF. Cukup tumpuk dokumen yang akan difotokopi atau di-scan, hasilnya akan segera diperoleh, tidak perlu ribet dengan membuka-tutup scanner flatbed-nya. Harganya sangat murah, Brother T700W hanya Rp 2.990.000. Hal ini mengingat bahwa scanner ADF + flatbed termurah saja harganya di atas 5 juta rupiah, itupun belum ada wireless-nya.


Dengan rentang harga di antara 2 dan 3 juta rupiah, printer inktank atau inkjet tinta refill Brother dapat dikatakan sangat terjangkau karena tinta hitamnya dapat mencetak 6000 halaman, dan tinta warnanya dapat mencetak hingga 5000 halaman. Harga tinta sebagai consumable-nya, semua seragam, hanya Rp 99.000 baik tinta hitam (BT-6000BK) maupun tinta warna (BT-5000C/M/Y). Satu lagi yang jadi faktor penting, yaitu Brother berani memberikan garansi 3 tahun untuk semua printer dan scanner-nya, termasuk printer Brother T300, T500W dan T700W ini. Setuju kan, kalau Brother T300, T500W, T700W kita nobatkan sebagai “Printer Warna Murah Terbaik dan Hemat Tinta“? Bagaimana kualitas printer Brother bila dibandingkan dengan kompetitornya? Ikuti tulisan selanjutnya.
Catatan penting: Harga printer di setiap kota selain Jakarta dapat dipengaruhi oleh biaya distribusi.
(ART)

Berkunjung ke Kota Palembang
Minggu lalu saya diundang adik kelas di Informatika ITB yang menjadi dosen di Universitas Bina Darma Palembang untuk memberi seminar dihadapan mahasiwa. Kebetulan saya belum pernah ke Palembang, padahal sama-sama di Pulau Sumatera dengan kota Padang tempat kelahiran saya. Jadi, kunjungan ini merupakan pertama kali saya ke kota mpek-mpek itu. Bagi saya Palembang punya nilai emosional dengan keluarga kami di Padang, karena ayah saya pernah merantau ke Palembang sebelum ketemu dengan ibu saya. Jadi, anggaplah ini kunjungan napak tilas mengenang perantauan orangtua saya.
Oh ya, dari Bandung ada penerbangan langsung ke Palembang dua kali sehari, masing-masing dengan maskapai Xpress Air (pagi) dan Citilink (sore). Saya naik Citilink sore setelah menyelesaikan perkuliahan jam 15.00 sore di kampus. Pesawat mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang dengan mulus. Bandara SMB II adalah bandara yang megah dan baru. Bandara ini tidak jauh dari bandara lama yang merupakan milik TNI AU.

Bnadara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
Palembang adalah kota besar nomor dua di Sumatera. Palembang menurut sejarahnya adalah kota tua, kota ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Bangunan-bangunan lama di Palembang bertebaran di sana-sini. Kota Palembang saat ini agak kusut dan macet karena pembangunan jalan layang monorel (Light Rapid Transport) yang membentang dari bandara hingga ke kompleks Jakabaring, melewati pusat kota. Menurut perkiraan proyek LRT ini akan selesai tahun 2017 guna menyongsong pesta Asian Games yang akan diadakan di Jakarta dan Palembang tahun 2018.

Pembangunan proyek LRT membuat Palembang sementara waktu macet di mana-mana

Lalu lintas Palembang yang selalu macet akibat pembangunan LRT. Ini Jalan Ahmad Yani, jalan nomor dua terbesar di Palembang. Rumah-rumah di Palembang beratap genteng, yang menandakan pengaruh Jawa terasa sekali di sini.
Berbicara Palembang maka kita tidak bisa memisahkannya dengan Sungai Musi. Sungai Musi adalah belahan jiwa kota Palembang. Tidak lengkap ke Palembang tanpa melewati Jembatan Ampera yang membentang di atas Sungai Musi. Di sekitar Jembatan Ampera ini sungai mulai menyempit karena rumah-rumah penduduk semakin menjorok ke tengah sungai.

Jembatan Ampera, landmark kota Palembang
Saya dan teman sempat menyusuri sungai Musi dengan speedboat dari dermaga di seberang Pasar 16 Ilir, dekat Jembatan Ampera. Kami menyewa speedboat mengitari sungai Musi dari Seberang Ulu hingga Seberang Ilir.
Naik speedboat menyusuri sungai Musi ke seberang ulu dan seberang ilir sungguh pengalaman mendebarkan bagi saya. Laju speedboat-nya sangat kencang dan beberapa kali seperti mau terbalik, tapi supirnya begitu lihai menghindar gelombang dan halang rintang yang dapat membalikkan perahu. Sementara teman saya yang asli wong kito tenang-tenang saja, mungkin sudah biasa baginya naik speedboat kencang ini kali ya. Tinggal “orang gunung” seperti saya berpegangan erat sambil komat-kamit membaca doa. Jika speedboat terbalik habislah saya, apalagi saya tidak bisa berenang. Speedboat juga tidak dilengkap dengan pelampung, agak miris juga mendengarkannya. Jadi, naik speedboat di Sungai Musi perlu nyali yang besar.

Speedboat
Pemandangan sepanjang sungai sungguh Indonesia banget, ada rumah-rumah panggung di sepanjang sungai, pasar 16 Ilir, kapal getek, rumah apung, kapal tongkang batubara, kios bensin eceran terapung, dll. Inilah rakyat kita kebanyakan, mereka hidup secara sederhana dan menggantungkan sepenuhnya hidupnya pada kebaikan Sungai Musi.

Rumah terapung di Sungai Musi, mengalir sampai jauh

Rumah-rumah dan perahu di sepanjang sungai Musi

Kapal tongkang
Ke Palembang tanpa mengunjungi Pulau Kemaro rasanya kurang lengkap. Pulau Kemaro adalah pulau delta yang terletak di tengah sungai Musi, tidak terlalu ketengah juga sih, agak dekat dengan sisi sebelah sungai. Pulau ini menajdi tempat tujuan wisata di kota Palembang.

Pulau Kemaro
Apa menariknya pulau ini? Di Pulau Kemaro terdapat sebuah vihara dan sebuah pagoda yang besar. Pada setiap peringatan Waisyak, Imlek, dan Cap Gomeh, pulau ini ramai dikunjungi umat Budha dan Tridharma. Di pulau ini ada cerita legenda putri raja Palembang yang menikah dengan seorang saudagar dari daratan Cina.

Legenda Pulau Kemaro

Pintu masuk ke Pulau Kemaro

Wihara dan pagoda mini. Pagoda sebenarnya tampak di belakang

Pagoda di Pulau Kemaro, tampak dari dermaga

Berfoto di depan pagoda
Palembang dikenal sebagai kota mpek-mpek. Tapi Palembang tidak hanya mpek-mpek dan tekwan. Di kota ini ada makanan yang menjadi sarapan pagi warga Palembang. Namanya martabak Har. Martabak Har sejenis martabak dari Arab atau India, isinya telur, dan dimakan dengan kuah kari. Di sebelah hotel tempat saya menginap di Jalan Sudirman, ada sebuah ruko yang menjual martabak Har. Saya penasaran dengan martabak ini yang kata orang Palembang enak banget. Agak heran juga saya dengan kebiasaan makan warga Palembang ini. Biasanya martabak itu kan makannya pada waktu sore atau malam, tapi martabak yang satu ini dimakan pada pagi hari. Kuah karinya itu lho, nggak nahan.

Martabak Har, sejak 1947

Martabak Har dengan kuah kari
Wisata di Palembang memang hanya kuliner. Tidak banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi di Palembang. Orang ke Palembang untuk berwisata kuliner. Kata teman di sana, untuk menikmati seluruh macam kuliner di Palembang dibutuhkan waktu dua hari saking banyak jenisnya.
Masakan Palembang kebanyakan adalah ikan. Beberapa masakan yang saya coba adalah ikan seluang (ikan kecil dari Sungai Musi), rusip (olahan fermentasi ikan), aneka pindang (ikan, daging, udang), brengkes (semacam pepes, kadang-kadang pakai sambal tempoyak atau durian), dan sate pentul. Pindang adalah masakan khas daerah Sumbagsel dengan lauk berupa ikan seperti ikan belida, ikan patin, udang, atau iga sapi.

Aneka macam masakan Palembang (ikan seluang, pindang , rusip, brengkes)
Ada satu lagi kuliner Palembang yang wajib dicoba yaitu nasi minyak. Nasi minyak adalah semacam nasi kebuli rasa lokal, dimasak dengan minyak samin, dan bumbu seperti kunyit, garam, dana lain-lain. Pelengkapnya adalah daging kambing, sambal manga, acar mangga, dan lain-lain. Sepintas mirip nasi kuning, tetapi rasanya beda. Lezat sekali.

Nasi minyak
Lamat-lamat suara kelompok musik Golden Wing yang menyanyikan lagu lawas Mutiara Palembang masih terngiang di telinga saya. Lagu ini menceritakan suasana romantis kota Palembang diwaktu malam.
Mutiara Palembang (Palembang Diwaktu Malam) – Oleh: Golden Wing
Palembang di waktu malam
Di kala terang bulan
Bersinar di atas sungai musi
Beriring nyanyi sang dewi
Terbayang semua harapan
Dalam keindahan itu
Mutiara yang telah hilang
Kembali padaku
Walaupun bukan yang dulu
Yang telah jauh dariku
Tapi dapat melepas rindu
Kesunyian hatiku
Mutiara yang telah hilang
Kembali padaku
Walaupun bukan yang dulu
Yang telah jauh dariku
Tapi dapat melepas rindu
Kesunyian hatiku
Kunjungan dua hari di Palembang membuat saya terkesan. Suatu hari saya ingin mengunjunginya lagi.
